Lomba Menulis BPIP Tuai Polemik, Ali Mochtar Ngabalin: Tetap Dilanjutkan, Mari Kita Ambil Manfaatnya

- 15 Agustus 2021, 21:04 WIB
Ali Mochtar Ngabalin tegaskan kompetisi menulis artikel yang diadakan BPIP tetap dilanjutkan meski menuai kritik publik.
Ali Mochtar Ngabalin tegaskan kompetisi menulis artikel yang diadakan BPIP tetap dilanjutkan meski menuai kritik publik. /Tangkapan layar YouTube.com/Talk Show tvOne

PR BEKASI - Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin memberikan klarifikasi terkait polemik kompetisi penulisan artikel dengan tema "Hormat Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam", yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Negara (BPIP).

Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan bahwa BPIP mengambil tema tersebut karena sampai saat ini hukum hormat bendera dan lagu kebangsaan masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat, khususnya umat Islam

Hal itu disampaikan Ali Mochtar Ngabalin saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Blunder BPIP: Benturkan Islam dan Nasionalisme?".

Baca Juga: Ali Mochtar Ngabalin Doakan Rocky Gerung Cepat Menikah: Dengan Begitu Dia Akan Sehat dan Waras

"Ini kan kalau dicatat dalam sejarah Republik Indonesia sudah selesai. Tetapi masih segar dalam ingatan kita, di negara ini masih ada orang berteriak masalah asas negara," kata Ali Mochtar Ngabalin, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Minggu, 15 Agustus 2022.

"Masih ada orang berkepentingan berbicara tentang asas Islam. Masih ada orang berkepentingan berbicara tentang negara Islam," sambungnya.

Ali Mochtar Ngabalin lantas menjelaskan, ketika BPIP memasukkan tema tersebut, maka BPIP memiliki kriteria menulis dan rumusan ilmiah dalam kompetisi penulisan artikel tersebut.

Baca Juga: Tema Lomba Menulis BPIP Timbulkan Kegaduhan, Haikal Hassan: BPIP Mesti Peka, Jangan Dilanjutkan!

Menurutnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan BPIP dalam memberi penilaian, yakni kreativitas dalam mengembangkan materi, penulisan, dan manfaatnya.

"Mari kita ambil manfaatnya, kemudian kita pertajam manfaat untuk mahasiswa dan pelajar, dan kita persempit apa yang menjadi perbedaan," kata Ali Mochtar Ngabalin.

Lebih lanjut, Ali Mochtar Ngabalin menuturkan bahwa sampai saat ini masih ada anggapan bahwa hormat bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan hukumnya haram, sehingga hal itu perlu diluruskan.

Baca Juga: Ramai Kritik Pemerintah Lewat Mural, Mardani Ali Sera: Santai Saja, Tak Usah Dianggap Terlalu Serius

"Kita masih punya anggapan tentang hormat bendera itu haram dalam hukum Islam. Mencium bendera merah putih itu syirik. Menghormat inspektur upacara itu juga syirik. Itu bisa ditekankan kepada umat bahwa semua ini adalah tidak benar," tuturnya.

Terkait kenapa BPIP hanya menggunakan tema menulis menurut agama Islam, Ali Mochtar Ngabalin kembali menjelaskan bahwa memang hal tersebut erat kaitannya dengan komunitas Islam.

"Karena yang selalu dimunculkan itu adalah kaitannya dengan komunitas Islam. Yang mengharamkan mencium itu (bendera) hanya di Islam. Karena kaitannya ini selalu menjadi perbincangan di tengah umat Islam," tutur Ali Mochtar Ngabalin.

Baca Juga: Polisi Buru Pembuat Mural 'Jokowi 404: Not Found', Fadli Zon: Tak Usah Berlebihan, Katanya Demokrasi

"Untuk Haikal Hassan tidak, tetapi orang yang mengumpulkan kebencian, kedengkian, atas apa yang dilakukan pemerintah, semua itu tidak pernah selesai. Terus kapan selesai dengan umat ini kalau ini semua jadi permasalahan," sambungnya.

Presenter tvOne lantas bertanya terkait kelanjutan kompetisi penulisan artikel yang diselanggarakan BPIP, apakah akan dibatalkan atau tetap dilanjutkan meski menuai kritik.

Ali Mochtar Ngabalin pun menegaskan bahwa kompetisi penulisan artikel dengan tema "Hormat Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam", yang diselenggarakan BPIP akan tetap dilanjutkan.

 "Lanjut lah," ujar Ali Mochtar Ngabalin.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah