Pesisir Jakarta Berpotensi Dihantam Tsunami Bila Gempa Megathrust Guncang Selat Sunda

- 21 Agustus 2021, 07:16 WIB
BMKG mengungkapkan kawasan pesisir Jakarta berpotensi terkena gelombang tsunami bila gempa megathrust mengguncang Selat Sunda.
BMKG mengungkapkan kawasan pesisir Jakarta berpotensi terkena gelombang tsunami bila gempa megathrust mengguncang Selat Sunda. /Instagram/@daryonobmkg

 

PR BEKASI – Penelitian terbaru Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Bencana Badan Meteorologi (BMKG) mengungkapkan kawasan pesisir Jakarta berpotensi terkena gelombang tsunami bila gempa megathrust mengguncang Selat Sunda.

Hal tersebut diketahui dari unggahan pemodelan tsunami Jakarta yang diunggah di akun Instagram peribadi Kepala BMKG, Daryono pada Jumat, 20 Agustus 2021.

Dirinya mengatakan bahwa Kawasan Selat Sunda dikenal sebagai daerah rawan akan potensi tsunami.

Hal tersebut dikarenakan di Selat Sunda terdapat dua pemicu utama terjadinya tsunami, yaitu letusan gunung berapi dan gempa tektonik.

Tsunami di Selat Sunda dapat dipicu oleh erupsi gunungapi dan gempa tektonik yang bersumber di zona megathrust,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan akun Instagram @daryonobmkg, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Baca Juga: BMKG Sebut Gempa Selatan Malang Bukan Megathrust: Kemungkinan Kecil Picu Aktifnya Gunung Api

Berdasarkan sejarah, pesisir Jakarta sendiri diketahui pernah disapu oleh gelombang tsunami.

Peristiwa tersebut terjadi pada 1883 lalu saat gunung Krakatau Meletus dengan sangat dahsyat.

Diketahui, tsunami yang menghantam pesisir Jakarta pada 1883 diketahui mempunyai tinggi 30 meter.

Berdasarkan catatan sejarah, tsunami akibat erupsi Gunung Krakatau pada 1883 mampu menjangkau Pantai Jakarta karena tinggi tsunami di sumbernya lebih dari 30 meter,” katanya.

Sementara itu, tsunami yang ditimbulkan oleh letusan Anak Krakatau pada 2018 lalu diketahui lebih kecil sehingga tidak sampai ke Jakarta.

Baca Juga: BMKG Catat Telah Terjadi 95 Kali Gempa di Segmen Megathrust Enggano Sejak Awal Tahun 2021

Berdasarkan catatan sejarah tersebut, BMKG memerlukan pemodelan tsunami untuk mengetahui apakah tsunami yang dihasilkan gempa megathrust di Selat Sunda dapat sampai ke Jakarta.

hasil penelitian BMKG yang tercantum dalam pemodelan tsunami tersebut menunjukkan pesisir Jakarta berpotensi besar dihantam tsunami bila gempa berkekuatan 8.7 magnitudo terjadi di sekitar Selat Sunda dengan ketinggian di bawah satu meter.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa tsunami sampai di Pantai Jakarta dalam waktu sekitar 3 jam setelah gempa, dengan tinggi 0.5 meter di Kapuk Muara sampai Kamal Muara, dan 0.6 meter di Ancol sampai Tanjung Priok,” katanya.

Menurut penjelasan Daryono, pemodelan tsunami tersebut diukur dari muka air laut rata-rata.

Baca Juga: Warga Sumbar Was-was, BPBD: Megathrust Mentawai Dapat Akibatkan Gempa 8,9 Magnitudo dan Tsunami

Dalam kasus terburuk, tinggi tsunami yang menghantam Jakarta dapat bertambah bila terjadi berbarengan saat pasang laut.

Tak sampai disitu, Daryono menambahkan bahwa ketinggian tsunami juga dapat bertambah jika pesisir Jakarta sudah mengalami penurunan permukaan tanah.

Meskipun dapat membantu para ahli dan masyarakat dalam mempelajari potensi terjadinya bencana, namun pemodelan tsunami memiliki ketidakpastian yang sangat tinggi

Hal ini disebabkan karena persamaan pemodelan sangat sensitif dengan data dan sumber pembangkit gempa yang digunakan.

Beda data yang digunakan maka akan beda hasilnya, bahkan jika sumber tsunaminya digeser sedikit saja, maka hasilnya juga akan berbeda. Inilah sebabnya maka selalu ada perbedaan hasil di antara pembuat model tsunami,” kata Daryono.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Instagram @daryonobmkg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah