Memperihatinkan, Gajah di Taman BEC Bali Terlihat Kurus Kering karena Kekurangan Makanan Selama Pandemi

- 8 Oktober 2021, 18:02 WIB
Foto gajah kurus di taman BEC Bali tersebar, dokter Hewan dari Belanda sebut sangat memprihatinkan.
Foto gajah kurus di taman BEC Bali tersebar, dokter Hewan dari Belanda sebut sangat memprihatinkan. /Supplied/Al Jazeera

PR BEKASI - Setelah ditutup selama pandemi, Bali Elephant Camp (BEC) atau Taman Gajah Bali meninggalkan kesan yang sangat menyedihkan.

Pasalnya sejumlah hewan di tempat tersebut terlihat kurus karena kekurangan makanan.

Lebih dari belasan gajah dalam keadaan kekurangan gizi.

Baca Juga: Media Asing Soroti Belasan Gajah di Bali yang Kelaparan, Peneliti: Kurus Kering, Tersisa Kulit dan Tulang

Bali Elephant Camp (BEC) merupakan taman hiburan bergaya safari yang berjarak setengah jam berkendara ke utara dari ibu kota pulau Ubud.

Daerah tersebut banyak menawarkan berbagai kegiatan pariwisata berbasis alam seperti bersepeda melewati sawah dan arung jeram.

Diketahui pada tahun 2005, BEC bergabung dengan program konservasi satwa liar yang dijalankan oleh Departemen Kehutanan yang mempercayakan kebun binatang swasta dan taman safari di Indonesia untuk merawat gajah Sumatera yang terancam punah.

Baca Juga: Anggap Serius Laga Melawan Taiwan, Timnas Indonesia Genjot Fisik dan Mental di Negeri Gajah Putih

Namun sebuah studi pada tahun 2007 oleh Federasi Margasatwa Dunia menemukan hanya ada 2.400 hingga 2.800 gajah Sumatera yang tersisa di alam liar.

Bahkan untuk jumlahnya sekarang diperkirakan berkurang setengahnya akibat perburuan gading, konflik manusia dan gajah, serta penggundulan hutan.

Perkembangan generasi dari tahun 1980 hingga 2005 setara dengan hanya satu setengah generasi gajah, tercatat 67 persen dari potensi habitat gajah sumatera punah.

Baca Juga: Sapi Kurbannya Berbobot Lebih dari 1 Ton, Irfan Hakim: Guys, Ini Kita Bawa Gajah

Gajah untuk BEC itu sendiri dan kebun binatang bersumber dari pusat penangkaran yang didirikan 30 tahun lalu di Sumatera untuk membantu menstabilkan spesies gajah yang punah.

Namun sebagai imbalannya sebelum pandemi menyerang, bisnis pelayanan wisata telah diizinkan untuk menjual pelayanan wisata gajah yang sangat menguntungkan.

BEC memasang tarif untuk naik gajah sebesar 230 dollar atau sekira Rp2.392.000 selama setengah jam untuk dua orang wisatawan.

Baca Juga: Seekor Gajah Jebol Dinding Dapur Warga dan Mengaduk-aduk Lemari Makanan

Selain itu kelahiran tiga bayi gajah selama 15 tahun terakhir menunjukkan BEC tidak hanya memenuhi tetapi juga melebihi persyaratan kesejahteraan hewannya.

Namun dalam foto yang diambil oleh salah seorang dokter hewan di taman BEC pada bulan Mei lalu, menunjukkan beberapa gajah terlihat kurus yang kekurangan gizi.

"Anda tidak dapat membayangkan seekor gajah sampai kurus dan mungkin anda tak tega melihatnya," kata Femke Den Haas, seorang dokter hewan dari Belanda yang telah bekerja untuk melindungi satwa liar di Indonesia selama 20 tahun.

"Padahal binatang tersebut termasuk binatang yang besar dan tidak menyangka kurus hanya terlihat kulit dan tulang," sambungnya.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x