Ketidakyakinannya adalah bahwa pada surat tersebut isinya terlalu runut dan terlalu berbahasa hukum seolah sudah mengerti mengenai prosedur autopsi.
"Ini terlalu runut, terlalu berbahasa hukum, dan sampai mengerti menolak autopsi luar dan autopsi dalam," lanjutnya.
Baca Juga: Siapa Siskaeee? Pelaku Video Syur di Bandara YIA yang Kini Diringkus Polisi
"kasus yang sungguh merenyuh hati," pungkasnya.
Dalam cuitan selanjutnya dr. Gia Pratama juga seolah merasa bertanya-tanya dengan jalan kematian Novia Widyasari apakah wajar atau tidak?
"Kalau kita punya anak perempuan, dipacari, tidakk dinikahi, dihamili, dipaksa aborsi, sampai jatuh depresi sampai akhirnya bunuh diri. apakah kita akan mau bilang kematian anak perempuan kita kematian yang wajar?," tulisnya lagi di akun Twitter pribadinya.***