"Semuanya serba mendadak. Tanggal 9 April saya dihubungi kantor untuk siapkan lahan untuk pemakaman khusus Corona. Waktu itu malam Jumat, jenazah pertama dimakamkan, belum ada persiapan sama sekali," kata Subhan dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-bekasi.com.
Baca Juga: Sinopsis Three Days to Kill, Aksi Kevin Costner Melawan Teroris yang Tayang Malam Ini
Ia mengatakan bahwa para penggali kubur tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan lahan permakaman tersebut. Bekas tanaman singkong masih berserakan di sana sampai sekarang.
Subhan yang sejak 1996 bekerja di bagian pemakaman di Kota Pekanbaru, ditunjuk menjadi koordinator penggali kuburan di TPU Tengku Mahmud Palas. Ia membawahi empat pekerja.
Menurutnya, penggali kubur sekarang harus siaga 24 jam karena mereka bisa kapan saja menerima panggilan untuk mengurus pemakaman jenazah pasien COVID-19 atau pasien yang diduga terserang penyakit tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Geram, Tuntut Tiongkok Hentikan Penyebaran Virus Corona
Subhan pernah terpaksa terjaga selama dua hari karena ada jenazah harus dimakamkan pada dini hari.
"Saya menggali sendirian karena kawan-kawan lainnya saya telepon enggak ada yang bangun. Pakai pacul dan lampu motor untuk penerangan, saya gali lubang kuburan jam 03.00," ujarnya.
Pasien yang sudah positif COVID-19 atau diduga terserang penyakit itu sesuai protokol kesehatan harus dimakamkan dalam waktu maksimal empat jam setelah jenazah keluar dari rumah sakit guna meminimalkan risiko penularan virus corona.
Baca Juga: Ribuan Ubur-Ubur Mendekat Ke Pembangkit Listrik Paiton Probolinggo