“Putih, untuk warna dasar kainnya pak,” sambungnya.
CEO PRMN lalu menanyakan soal nama dari jumputan dan cara membuat motifnya.
“Karena dalam pembuatannya, dengan cara dijumput. Terkadang untuk menciptakan motif lainnya, didukung dengan teknik pelipatan dan ikat,” ucap Arini sembari mempraktekkan cara penjumputan kain untuk menciptakan motif.
Turut disampaikan Arini, bahwa proses pembuatan kain jumputan yang diproduksi membutuhkan waktu kisaran 2-3 hari. Dimana lokasi produksi bertempat di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Agus Sulistriyono menerima dengan baik dan menyampaikan dukungan kepada semua pihak untuk terus bertumbuh, dan CEO PRMN bersama rombongan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kembali.***(Arini Kumalasari/Media Blitar)