Sebut Tim Ekonomi Jokowi sebagai Pahlawan Bagi Masyarakat, Waketum Gerindra Berikan Apresiasi

- 6 Juni 2020, 07:00 WIB
BERSAMAAN dengan pandemi virus corona, Jokowi berharap krisis ekonomi dapat segera diperbaiki meski secara perlahan.*
BERSAMAAN dengan pandemi virus corona, Jokowi berharap krisis ekonomi dapat segera diperbaiki meski secara perlahan.* /Dok. Setkab/

PR BEKASI - Di tengah merebaknya pandemi Virus Corona atau COVID-19 di Indonesia, salah satu tim pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yakni tim ekonomi mendapatkan apresiasi dari salah satu politikus.

Apresiasi tersebut diutarakan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arif Puyuono, dengan mengatakan tim ekonomi Jokowi saat ini sebagai pejuang dan pahlawan bagi masyarakat luas.

Ungkapan yang dilontarkan dirinya tentu bukan tanpa alasan, karena menurutnya di masa pandemi COVID-19 di mana ekonomi negara lain terpuruk, ekonomi Indonesia justru merangkak naik.

Baca Juga: Sambut AKB, Kemenkominfo Siap Terapkan FWS

Dikutip dari RRI oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Arif Puyuono mengatakan nyatanya saat ini ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 2,9 persen.

"Tim ekonomi Presiden Jokowi harus kita kasih penghargaan dan merupakan pejuang serta pahlawan bagi masyarakat," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima RRI.

Pada awalnya sebelum pandemi ini merebak, pemerintah telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3 persen.

Baca Juga: Dinilai Tak Punya Moral, Pesepakbola AS Ajak Warga Tak Kembali Pilih Donald Trump Sebagai Presiden

Ia mengakui jika dibandingkan antara kenyataan dan proyeksi, pertumbuhan ekonomi saat ini memang jauh dari harapan.

Akan tetapi, kata Arif Puyuono, hal tersebut dinilai sangat wajar terjadi.

"Terkait proyeksi APBN 2020 meleset itu sangat wajar dan terjadi di semua negara akibat dampak Covid-19, dan bukan karena kinerja tim ekonomi Jokowi," ucap Arif Puyuono.

Baca Juga: Darurat di Hari Lingkungan Hidup, Rusia Hadapi Bencana Tumpahan Ribuan Ton Minyak Diesel di Siberia

Arief Puyuono menekankan, tim ekonomi negara manapun atau ekonom manapun dan lembaga ekonomi internasional juga tidak ada akan ada yang sanggup memproyeksikan besaran anggaran negara mereka dengan tepat akibat dampak COVID-19 ini.

"Karena hari dunia akibat Covid-19 khusus masalah perekonomian masuk dalam era ketidakpastian global. Akibat belum ditemukannya vaksin dan obat Covid-19 dan kapan berakhirnya pandemi Covid-19 ini. Untuk bisa memproyeksi dengan tepat jika semua negara dunia sepakat untuk masuk dalam tatanan kegiatan new normal," katanya.

Sebelumnya pada Rabu, 3 Juni 2020 dalam kesempatan rapat terbatas (Ratas) untuk membahas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga: Iran Bebaskan Tahanan dari AS, Munculkan Spekulasi Adanya Pertukaran Antara Kedua Negara

Jokowi menyoroti semakin lebarnya defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), yang mengalami penambahan akibat program penanganan pandemi COVID-19.

Kementerian Keuangan pun sudah mengeluarkan proyeksi defisit yang baru.

Dimana defisit APBN tahun 2020 diproyeksi bakalan mencapai 6,27 persen, atau semakin lebar dari prediksi sebelumnya yang tertuang pada Perpres Nomor 54 Tahun 2020.

Baca Juga: Parahnya Kasus Covid-19 di Surabaya Disebut Telah Diatur Konspirasi Elite Global, Simak Faktanya

Sesuai beleid itu, pemerintah menyebut defisit APBN sebesar 5,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 852,9 triliun.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x