Informasi yang beredar pencemaran air laut itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu.
Limbah berwarna coklat itu tampak di sepanjang Pantai Amahami, Pantai Lawata, dan sekitarnya di kawasan Teluk Bima.
Baca Juga: Hari dan Jam Tayang Spy X Family Episode 4, Anya Forger Terancam Tak Lolos Seleksi
Sementara itu, dilansir dari Mataram Pikiran Rakyat, beredar klarifikasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima.
Klarifikasi tersebut diuggah melalui Facebook.
Agus Mawardy mengatakan jika perubahan warna air laut itu bukan karena tumpahan minyak.
Baca Juga: Daftar Hari Besar 1-15 Mei 2022, Nasional dan Internasional
Dari pengamatan sementara, fenomena tersebut menjurus ke "Sea Snot".
"Sea Snot" adalah lendir laut atau ingus laut yang terdiri dari sekumpulan organisme mirip mikus yang ada di laut.
Lendir tersebut sifatnya mirip dengan gelatin dan krim, dan umumnya tak berbahaya.