Soal Perkembangan Hepatitis Misterius, Berikut Kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO

- 4 Mei 2022, 18:10 WIB
kemunculan hepatitis misterius, kemenkes himbau masyarakat agar tetap waspada
kemunculan hepatitis misterius, kemenkes himbau masyarakat agar tetap waspada /promkes.kemkes.go.id

PR BEKASI - Kasus penyakit Hepatitis misterius yang menimpa disejumlah negara masih jadi sorotan dunia.

Terkait hal itu Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Prof Tjandra Yoga Aditama buka suara.

Menurut Tjandra hepatitis misterius ini belum tentu mewabah di dunia meski berstatus kejadian luar biasa (KLB).

Baca Juga: Soal Penyakit Hepatitis Misterius pada Anak, Kemenkes Himbau Warga yang Bergejala Segera Melapor

"Hepatitis akut berat masuk dalam Disease Outbreak News (DONs) WHO 15 April 2022, yang berbagai berita menyebutnya sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh WHO," ujarnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.

Tjandra menyebut hingga 3 Mei 2022 penyakit tersebut dilaporkan otoritas terkait di Amerika Serikat yang menjangkit lebih dari 200 pasien di 20 negara di dunia.

Penyakit tersebut pertama dilaporkan pada 15 April 2022 dari Inggris, yang kemudian dimasukkan oleh WHO dan dimasukan Disease Outbreak News (DONs).

Baca Juga: Tak Habis Pikir dengan Netizen yang Hujat Amanda Manopo dan Arya Saloka, Denny Darko: Sadar Nggak Kalian?

"Perlu kita ketahui bahwa kalau memang ada kasus penyakit apapun di dunia yang tidak seperti biasa, maka akan dimasukkan dalam Disease Outbreak News (DONs),"ujarnya.

Tjandra menyebut sepanjang April 2022, ada 10 penyakit DONs WHO, yaitu hepatitis misterius dengan laporan pertama 15 April di Inggris dan Irlandia serta 23 April di berbagai negara.

"Jadi ada banyak, bukan hanya hepatitis," kata Tjandra.

Baca Juga: Daftar 4 Kekuatan Terbaik Tanpa Buah Iblis di One Piece Berdasarkan Peringkat, Apa Saja?

"Artinya, penempatan penyakit tertentu di dalam DONs justru maksudnya agar dunia mengetahui informasi awal dan menjadi perhatian bersama, belum tentu berarti akan menjadi wabah luas dunia atau tidak,"sambungnya.

Meski demikian Menurut Tjandra, masyarakat tetap perlu waspada tetapi tidak perlu panik.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara Tjandra mengatakan, untuk mengetahui penyakit tersebut masyarakat harus mengikuti bukti-bukti ilmiah terbaru.

Baca Juga: Niat Puasa Syawal 6 Hari Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya

"Sementara itu kita terus ikuti bukti-bukti ilmiah yang akan tersedia," tutur Tjandra.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah