Hepatitis Akut Berat Menyerang Anak di Bawah 16 Tahun, Menkes: Tiga Kasus Ada di Jakarta

- 10 Mei 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi. Hingga kini dilaporkan ada belasan pasien hepatitis akut.
Ilustrasi. Hingga kini dilaporkan ada belasan pasien hepatitis akut. /Pixabay/ Stux/

PR BEKASI – Hepatitis akut berat masih mengancam anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkap masih belum bisa menemukan penyebab dari penyakit hepatitis akut berat.

Penyakit hepatitis akut berat yang kini banyak ditemukan di Inggris (115 kasus) sudah mencapai di Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta.

Baca Juga: Kejutan One Piece 1049, Haki Luffy dalam Mode Awakening Nika Ternyata Telah Melampaui Kekuatan Raja Bajak Laut

“Indonesia menemukan tiga kasus (hepatitis akut berat) ada di Jakarta,” kata Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers virtual pada Senin, 9 Mei 2022 seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun YouTube Sekretariat Presiden.

“Dan 27 April kita sudah langsung memberikan surat edaran ke rumah sakit dan dinas kesehatan untuk melakukan surveilans monitoring,” lanjut Budi Gunadi Sadikin.

Dikelaskannya jika mereka menyimpulkan saat ini belum bisa dipastikan penyebab munculnya hepatitis akut.

“Sehari sesudah lebaran dan kami sudah mendapatkan informasi, kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini,” ungkap mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Baca Juga: Prediksi One Piece 1049, Zunisha Tiba di Wano, Bantu Momonosuke Pindahkan Onigashima dengan Belalai

Misteri hepatitis akut berat ini membuat Indonesia masih terus menggencarkan penelitian bersama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya.

Hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ini dipastikan bukan ditimbulkan oleh virus penyebab Hepatitis A, B, C, D dan E.

Saat ini penyebab Hepatitis Akut yang terjadi di beberapa negara diperkirakan karena Adenovirus strain 41.

Namun belum ada penelitian yang mengonfirmasi lebih lanjut karena ada pula temuan kasus yang berkaitan dengan Adenovirus strain 41.

Baca Juga: Harga Tiket dan Jadwal Nonton Film KKN di Desa Penari di Bioskop Bekasi 10-12 Mei 2022, Mulai Rp25 Ribu

Budi Gunadi Sadikin pun mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan sebagai bagian dari pencegahan penyakit.

“Jadi kalau bisa rajin cuci tangan, jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita, karena ini menyerang di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun untuk bersih,” imbau Budi Gunadi Sadikin.

Kementerian Kesehatan pernah membeberkan kronologi penemuan kasus Hepatitis akut berat di dunia yang kini diperkirakan sudah sampai di Indonesia:

Baca Juga: 5 Karakter One Piece yang Bisa Jatuhkan Kaido, Termasuk Monkey D Luffy

- 5 April 2022: pertama kali dilaporkan di Inggris Raya

- 8 April 2022: tiga negara lain melaporkan kasus serupa

- 15 April 2022: ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO

- 21 April 2022: dilaporkan lebih dari 170 kasus di 12 negara

Baca Juga: 3 Cara Alami Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh, Salah Satunya Hindari Merokok

- 16-30 April 2022: tiga dugaan kasus pasien anak hepatitis akut meninggal di Indonesia

Sementara itu Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM yang merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjelaskan bahwa hepatitis akut berat sudah hampir menembus 300 kasus terjadi di puluhan negara.

“Hampir 300 kasus hepatitis misterius (hepatitis akut berat) telah dilaporkan dari 20 negara," tulis dr. Zubairi Djoerban lewat akun Twitter @ProfesorZubairi pada Senin, 9 Mei 2022.

Baca Juga: Juara Miami Grand Prix, Max Verstappen Masuk Daftar 10 Peraih Podium Terbanyak F1

"Sebagian besar kasus terdeteksi di Eropa dan sebagian kecil ada di Amerika dan Asia Tenggara,” tambahnya.

Dia juga mengatakan pada 9 Mei 2022 ada 15 kasus Hepatitis Akut berat yang terdeteksi di Indonesia.

“Hari ini Indonesia telah umumkan 15 kasus (hepatitis akut berat) yang terdeteksi. Jaga lingkungan Anda dan keluarga tetap bersih,” lanjut dr. Zubairi Djoerban.

 

***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Instagram @kemenkes_ri Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah