Dihimbau Untuk Tetap Tenang, Cacar Monyet Ternyata Tidak Seganas COVID-19?

- 22 Agustus 2022, 20:34 WIB
Foto ilustrasi: cacar monyet
Foto ilustrasi: cacar monyet /Dok/gia /Shutterstock

Baca Juga: 5 Mitos Cacar Monyet yang Beredar di Masyarakat, Apa Saja?

Terkait kematian akibat penyakit cacar monyet, dirinya kemudian menjelaskan bahwa angka kematian di dunia sangat rendah.

Dari sekitar 35 ribu kasus di dunia yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya 12 orang yang teridentifikasi meninggal akibat penyakit tersebut.

"Itu pun bukan meninggal karena virus Monkeypox, karena di kulit tidak bisa menyebabkan meninggal," kata Budi, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara News.

Dirinya juga menjelaskan bahwa penyebab utama meninggalnya penderita cacar monyet, dipicu oleh bakteri yang berasal dari garukan jari maupun tangan yang menginfeksi jaringan paru-paru dan otak.

Baca Juga: WHO Umumkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global, Berikut 3 Kelompok yang Berisiko Tertular

"Saat gatal, digaruk dan infeksi masuk ke dalam tubuh dan kena bakteri, di paru biasanya karena Pneumonia, atau Meningitis di otak karena bakteri, bukan karena infeksi kulit cacar monyet," katanya.

Bahkan Menteri berusia 58 tahun tersebut meyakini bahwa masyarakat yang lahir sebelum era vaksinasi cacar di tahun 1980, memiliki tingkat antibodi yang lebih kuat dibandingkan kelahiran setelahnya.

"Virus cacar monyet, vaksinasinya sampai 1980, dan itu berlaku seumur hidup, untuk yang sudah lahir sebelum tahun itu, harusnya masih terproteksi (dari cacar monyet), mungkin tidak 100 persen," kata Budi.

Seperti diketahui, terdapat dua tipe virus Monkeypox atau cacar monyet yang beredar di dunia, yaitu berasal dari Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Halaman:

Editor: Nicolaus Ade Prasetyo

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah