Prediksi BMKG: Gerhana Bulan dan Matahari Terjadi 4 Kali di 2023 Mulai April, Berikut Penjelasannya

- 10 Maret 2023, 21:48 WIB
BMKG diklaim telah memprediksi akan terjadinya fenomena Gerhana Bulan dan Matahari sebanyak empat kali mulai April 2023, yang juga bisa diamati secara langsung di sejumlah wilayah Indonesia.
BMKG diklaim telah memprediksi akan terjadinya fenomena Gerhana Bulan dan Matahari sebanyak empat kali mulai April 2023, yang juga bisa diamati secara langsung di sejumlah wilayah Indonesia. /Pexels/Draw Rae

PATRIOT BEKASI - BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), diketahui telah memprediksi akan terjadi fenomena Gerhana Bulan dan Matahari sebanyak empat kali di Indonesia.

Salah satu dari keempat peristiwa Gerhana tersebut, yaitu tipe Gerhana Matahari Hibrid yang akan lebih dulu terjadi mulai April 2023.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno beberapa waktu lalu sebagaimana dilansir dari situs BMKG.

Baca Juga: Apple Merombak Manajemen Penjualan Global Untuk Lebih Fokus ke India, Bagaimana dengan Indonesia?

"Gerhana Matahari Hibrid diprediksi terjadi pada 20 April 2023, yang dapat diamati dari Indonesia," ungkapnya.

Suko menjelaskan, bahwa Gerhana Matahari Hibrid ini terjadi ketika Bulan, Matahari dan Bumi berada tepat segaris atau berjajaran.

Sehingga, di suatu tempat tertentu akan terjadi fenomena Piringan Bulan yang dapat terlihat maupun diamati dari Bumi.

Namun, Piringan Bulan tersebut akan tampak lebih kecil dari Bumi dibandingkan Piringan Matahari yang terlihat lebih besar.

Baca Juga: Jelang Bulan Ramadhan Bahan Pangan Alami Kenaikan, Berikut Nama dan Daftar Harganya

Kendati demikian, pada sejumlah tempat atau lokasi tertentu diklaim bahwa Piringan Bulan itu nantinya juga bisa diamati secara penuh, yang sama halnya dengan Piringan Matahari.

"Akibatnya, saat terjadi puncak Gerhana di suatu tempat tertentu, maka Matahari akan tampak seperti cincin. Yaitu menjadi gelap di bagian tengahnya dan terang pada sisi pinggirnya," ujarnya.

"Sedangkan di suatu tempat tertentu lainnya, tampak Matahari seakan-akan tertutupi oleh Bulan," sambungnya.

Diketahui Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe, diantaranya yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.

Baca Juga: Kontroversi Pajak Hantui Kim Jaejoong: Dipaksa Bayar 100 Juta Won karena Perbedaan Interpretasi UU

Lebih lanjut kata Suko, Gerhana Matahari Hibrid juga terdapat tiga bayangan Bulan yang terbentuk, yakni Penumbra, Umbra dan Antumbra.

Untuk wilayah yang terlewati Antumbra, yaitu fenomena Gerhana yang terlihat menyerupai bentuk cincin.

Sementara di wilayah yang terkena Penumbra, ialah momen Gerhana yang teramati berupa bentuk sebagiannya saja.

"Kemudian di daerah tertentu lainnya yang dilalui Umbra, yakni Gerhana yang terbentuk secara total dan menyeluruh," paparnya.

Suko menambahkan, pada 2023 ini diprediksi akan terjadinya fenomena Gerhana yang dapat diamati di Indonesia sebanyak empat kali.

Baca Juga: Viral! Foto Fiony dan Zee JKT48 Gegara Dijepret HP di Bawah 2 Jutaan, Netizen Ragukan Hasilnya

Di antaranya yaitu Gerhana Matahari Hibrid pada 20 April, Gerhana Bulan Penumbra pada 5 hingga 6 Mei, Gerhana Matahari Cincin pada 14 Oktober, dan juga Gerhana Bulan Sebagian pada 29 Oktober.

Diklaim oleh Suko Prayitno, bahwa keempat fenomena Gerhana tersebut dikatakan bisa untuk diamati dari Bumi di sejumlah wilayah Indonesia.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x