Pakai Kata 'Bajak' Berulang Kali Saat Pidato Kenegaraan, Pakar Kritisi Tata Bahasa Jokowi

- 14 Agustus 2020, 21:52 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara Komplek Senayan, Jakarta Jumat, 14 Agustus 2020.
Presiden Jokowi saat berpidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara Komplek Senayan, Jakarta Jumat, 14 Agustus 2020. //Twitter- @jokowi

PR BEKASI – Dalam pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD di Ruang Sidang Gedung Nusantara Kompleks Parlemen, Jakarta pada Jumat, 14 Agustus 2020, dirinya sempat empat kali menyerukan kalimat "membajak momentum krisis".

Awalnya, ia menyampaikan bahwa dirinya menyambut hangat seruan moral penuh kearifan dari para ulama, pemuka agama, dan tokoh budaya untuk menjadikan momentum musibah pandemi sebagai kebangkitan baru.

Presiden juga menyampaikan bahwa saat ini merupakan momentum membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, juga menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan.

Baca Juga: Sengketa Laut China Selatan Kian Memanas, Negara ASEAN 'Dibungkam' oleh Bantuan dari Tiongkok 

"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," ujar Presiden seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Namun, penggunaan kata “bajak” tersebut ternyata menuai kritik tajam dari Pakar Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Dadang Sunendar.

Menurut Dadang, penggunaan kata "bajak" dalam pidato Presiden Joko Widodo pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dalam rangka HUT ke-75 RI dinilai kurang tepat.

"Menurut saya, penggunaan kata 'bajak' kurang tepat dengan penggunaan kalimat itu, karena kata krisis secara semantik sudah jelas dan tidak perlu diberi makna lain lagi," ujar Dadang seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Puluhan ASN di Bawah Komando Ganjar Pranowo Terbukti Tidak Netral 

Dia menambahkan Presiden sebetulnya memiliki pilihan-pilihan kata untuk konteks itu, misalnya dengan menggunakan kalimat "saatnya kita memanfaatkan momentum krisis" atau "saatnya kita gunakan momentum krisis".

Dadang menjelaskan kata "bajak" dalam KBBI merupakan makna kedua yang berarti mengambil alih secara paksa, sedangkan "krisis" adalah keadaan berbahaya, keadaan genting atau suasana yang suram dalam berbagai konteks.

Selain itu, Jokowi juga kembali menekankan kalimat "membajak momentum krisis" dalam pidatonya. Ia mengingatkan agar semua pihak tidak membiarkan krisis yang terjadi dapat membuahkan kemunduran.

"Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran. Justru momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan," katanya.

Baca Juga: Diminta Sigap Lindungi Rakyat, Puan Maharani: Harapan Rakyat, Pulihnya Kehidupan Sosial dan Ekonomi 

Tak lama kemudian, Presiden kembali menegaskan kalimat "membajak momentum krisis" dalam pidatonya saat dirinya mengapresiasi dukungan dan kerja cepat yang diberikan pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara.

"Kita beruntung dan berterima kasih atas dukungan dan kerja cepat dari pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara yang melakukan langkah-langkah extraordinary dalam mendukung penanganan krisis dan membajak momentum krisis untuk menjalankan strategi-strategi besar bangsa," katanya.

Terakhir, Presiden menyematkan kalimat "membajak momentum krisis" saat mengajak semua elemen bangsa melakukan lompatan besar untuk kemajuan bangsa yang signifikan.

Baca Juga: Tak Terima Ditegur, Anak Amien Rais Terlibat Adu Mulut dengan Wakil Ketua KPK di Pesawat 

"Krisis memberikan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan, untuk melakukan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar. Mari kita pecahkan masalah fundamental yang kita hadapi. Kita lakukan lompatan besar untuk kemajuan yang signifikan. Kita harus bajak momentum krisis ini. Kita harus serentak dan serempak memanfaatkan momentum ini," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah