Jadi Tren Baru Berwisata, Para Pendaki Gunung Wajib Catat Protokol Kesehatan dari Kemenparekraf

- 26 September 2020, 10:52 WIB
Ilustrasi mendaki gunung.
Ilustrasi mendaki gunung. //Unsplash

PR BEKASI - Pandemi Covid-19 berdampak pada penutupan beberapa sektor industri dan ekonomi. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan karena dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat lebih panjang.

Khususnya di bidang pariwisata, sebagian daerah wisata sempat ditutup sejak adanya PSBB yang dilakukan secara nasional dan mulai kembali dibuka sejak PSBB berakhir. Tentu dengan pengurangan jumlah pengunjung serta melakukan protokol kesehatan.

Pembukaan kembali beberapa tempat wisata tak terlepas dari minat masyarakat untuk tetap berwisata di tengah pandemi. Masyarakat pun perlahan mulai menikmati wisata olahraga.

Baca Juga: Warga di Dusun Terisolir di Kalinusu Brebes Masih Pakai Masker

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ANTARA, agar tidak jadi klaster baru, Kemenparekraf/Baparekraf sedang menyiapkan protokol kesehatan untuk ragam aktivitas wisata seperti pendakian gunung, menyelam, arung jeram, dan paralayang.

"Kami sedang susun dan sudah disetujui Mas Menteri, protokol kesehatan di event, untuk MICE (Meetings, incentives, conferences, and exhibitions), hotel, restoran," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan dan Event, Rizki Handayani Mustafa, di sela konser virtual “Road to Jazz Gunung Series" pada Jumat 25 September 2020.

"Kami keluarkan juga untuk pendakian gunung, diving, arung jeram, paralayang," lanjut Rizki.

Sebagian protokol kesehatan yang disusun telah rampung dan akan segera disosialisasikan agar pelancong bisa kembali beraktivitas di tempat wisata secara aman sehingga pariwisata Indonesia kembali pulih.

Baca Juga: Update Harga Emas Sabtu 26 September 2020, Masuk Akhir Pekan Tetap Stabil di Rp1.058.000 per Gram

Di tengah pandemi Covid-19 yang membuat orang-orang lebih sering beraktivitas di rumah, termasuk untuk bekerja dan sekolah, gunung menjadi salah satu tujuan wisata favorit untuk melepas penat.

"Saat pandemi, orang semakin memilih aktivitas luar ruangan, termasuk gunung. Orang-orang ke gunung karena capek di rumah dan ingin menghirup udara segar," kata dia.

Rizki mengatakan, sejak Mei 2020 Kemenparekraf sudah menyiapkan protokol kesehatan di tempat wisata seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir demi mencegah penyebaran infeksi virus corona.

Dia mengajak masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi mematuhi protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus corona.

Baca Juga: Peneliti Australia Kaget, 16.000 Masjid di Xinjiang Hancur Lebur oleh Ulah Pemerintah Tiongkok


"Urusan kesehatan ini tak mungkin hanya pemerintah, tapi urusan semuanya," kata dia.

Dia menyambut baik kegiatan Gerakan Pakai Masker (GPM) bersama Jazz Gunung Indonesia dan Konser 7 Ruang dalam menggelar konser kemanusiaan virtual “Road to Jazz Gunung Series" yang dilakukan juga untuk menggalang dana.

Hasil penggalangan dana akan dipergunakan untuk kampanye cara memakai masker yang benar serta diberikan kepada pelaku seni yang terkena dampak pandemi.

"Dari masyarakat ke masyarakat semuanya, ini mungkin bisa lebih efektif," kata dia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x