Sementara itu, Ezatullah mengungkapkan jika dirinya meninggalkan negaranya sejak berusia belia atau 16 tahun saat situasi negaranya sedang kacau dilanda perang saudara.
Dia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan negaranya yang sedang berkonflik, ia memilih untuk berlari menyelamatkan diri daripada harus terus berhadapan dengan desingan peluru.
Baca Juga: Acara KAMI Batal Digelar, Gatot: Koyaklah Dadaku Agar Kamu Mengerti Seberapa Merah Putih Jiwa Ragaku
Berbekal uang seadanya, Ezatullah bersama beberapa orang Afghanistan lainnya menaiki kapal kayu menuju India, Malaysia, dan masuk Indonesia melalui "jalan tikus" di Pekanbaru.
Tak ada identitas apapun yang Ezatullah bawa, ia mengklaim dirinya sebagai pencari suaka, selanjutnya dilakukan proses Assesment oleh pihak UNHCR dan Ezatullah akhirnya resmi menyandang status pengungsi.
"Saat itu saya hanya ingin pergi ke tempat yang aman, tidak peduli dimana saya berlabuh," kenang Ezatullah yang telah 6 tahun menetap di Makassar.
Baca Juga: Butuh Perluas Makam Covid-19, Gubernur DKI Jakarta Minta Hasil Kerukan Setu untuk 2 TPU
Ezatullah menghabiskan waktu selama tahun di Makassar dengan berlatih Muay Thai (seni bela diri asal Thailand).
"Saya sudah bosan juga di sini, tidak bisa bekerja, tidak boleh naik motor, situasi di Afghanistan pun sudah berangsur kondusif" ujarnya.
Togol Situmorang menerangkan, pencari suaka itu akan berangkat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, dengan dikawal oleh dua orang petugas.