PR BEKASI - Hasil berbagai penelitian telah menemukan bahwa selatan Pulau Jawa berpotensi terhantam ombak setinggi 20 meter. Bahkan, menurut riset Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tersebut dapat mencapai tepi pantai hanya dalam 15 menit saja.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pun angkat bicara, ia mengatakan bahwa peneliti BMKG Dr. Pepen Supendi terlibat didalam penelitian tersebut. Dr. Pepen terjun langsung dalam pengolahan data dan analisis seismisitasnya.
Indonesia sudah lebih siap untuk menghadapi potensi tersebut, pasalnya pada tsunami Aceh tahun 2008 BMKG juga telah mengoperasikan Sistem Monitoring dan Peringatan Dini Tsunami.
Baca Juga: Beri Instruksi Baca Buku Felix Siauw 'Muhammad Al-Fatih 1453', Basarah Kritik Habis Kadisdik Babel
Sistem tersebut berfungsi untuk mengantisipasi dampak gempa bumi Megathrust, pada tahun 2008 gelombang tsunami ke pantai terdekat hanya memakan waktu kurang dari 20 menit.
"Sistem yg dibangun tersebut dioperasikan dengan menggunakan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligent (AI) untuk menghitung secara cepat parameter gempa bumi, magnitudo dan lokasi hiposenter gempa bumi, yang kemudian secara otomatis dg pemodelan matematis dapat dihitung (diestimasi) potensi kejadian tsunaminya," ucap Dwikorita, Jumat, 25 September 2020, dikutip Pikiranrakyat-Bekais.com dari Antara.
Dengan begitu sistem BMKG dapat memberitahukan secara otomatis dalam waktu 3-5 menit setelah gempa terjadi.
Baca Juga: Pintar Manfaatkan Peluang di Tengah Pandemi, Usaha Olahan Tuna Bu Hirto Kini Berkembang Pesat
Peringatan Dini Tsunami dapat disebarluaskan melalui BNPB, BPBD, televisi, dan semua media sosial.