Menurut sang politikus, penyelenggaraan kegiatan secara virtual merupakan wujud kreativitas tidak berhenti meskipun Indonesia sedang dilanda pandemi virus corona sekaligus mendorong anak muda akrab dengan dunia digital.
"Di tahun 2019 lalu, setidaknya terdapat 52 juta penduduk muda Indonesia usia 16-30 tahun. Hampir setara dengan jumlah total penduduk Myanmar. Tak ada apa-apanya jika dibanding total penduduk Singapura yang hanya sebesar 6 juta. Besarnya jumlah penduduk usia muda tersebut harus didorong untuk melek teknologi, melek digitalisasi. Sehingga mereka bisa menjadi lokomotif di era persaingan Revolusi Industri 4.0," kata Bamsoet.
Berbicara soal Revolusi Industri 4.0, Bamsoet menilai bahwa kesiapan pemuda pada akhirnya bisa mendongkrak kesejahteraan mereka melalui pengembangan ekonomi digital.
Baca Juga: Investigasi Independen Kerusuhan Demo Omnibus Law, LPI: Ada 'Bandar' yang Danai Aksi Demonstrasi
Pada tahun 2025, kata Bamsoet, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar. Proyeksi tersebut, agar terwujud, perlu ditopang dengan kesiapan pemuda dalam kegiatan yang berbasis teknologi.
"Sehebat apa pun ramalan pertumbuhan ekonomi, tanpa didukung kualitas sumber daya manusia, maka hanya akan menjadi ramalan di atas kertas," kata Bamsoet.***