Hasil Survei: Anak Perempuan Lebih Rentan Mengalami Depresi Selama Pandemi, Apa Sebabnya?

- 17 Oktober 2020, 20:37 WIB
Ilustrasi wanita mengalami depresi.
Ilustrasi wanita mengalami depresi. /Pixabay

PR BEKASI – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak (Kemen PPPA) melakukan survei ‘Ada Apa Dengan Covid-19' (AADC-19) jilid 2 tahun 2020.

Menurut temuan, anak perempuan (kurang dari 18 tahun) lebih rentan mengalami depresi selama masa pandemi COVID-19 dibandingkan anak laki-laki.

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan, Keluarga, dan Lingkungan Pendidikan, Kemen PPA, Rohika Kurniadi, mengungkapkan persentase anak perempuan dengan gejala depresi ini sebanyak 14 persen, sementara anak laki-laki sekitar 10 persen.

Baca Juga: Prediksi dan Link Live Streaming Manchester City vs Arsenal Malam Ini: Duel Guru dan Murid

Mengutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, gejala emosi yang sering dialami antara lain merasa tertekan (26 persen), mudah marah (38 persen), sering menangis (20 persen), dan merasa sedih (42 persen). 

Sementara itu, gejala kognitif yang paling banyak dirasakan yakni menyalahkan diri sendiri (42 persen), dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik (31 persen).

Hasil survei yang bekerja sama dengan 150 Forum Anak di seluruh kabupaten di Indonesia dan 1500 Forum Anak tingkat kecamatan itu juga menunjukkan anak merasa gagal (25 persen), merasa dirinya tidak berharga (11 persen) dan pesimistis terhadap masa depan (9 persen).

Baca Juga: Guru Sejarah Tewas Digorok Usai Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Emmanuel Macron: Ulah Teroris Islam

Temuan ini tak jauh berbeda dengan hasil survei dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dalam lima bulan terakhir sejak pandemi COVID-19 yakni sejak April hingga Agustus tahun 2020.

Menurut survei yang dilakukan pada 4010 pengguna swaperiksa PSDKJI di 34 provinsi di Indonesia, depresi menjadi salah satu masalah psikologis terbanyak yakni 62 persen, selain cemas (65 persen) dan trauma (75 persen) pada kelompok usia 17-29 tahun dan bahkan serta lebih dari 60 tahun. Data menunjukkan, sebanyak 71 persen masalah ini dialami perempuan.

Lebih lanjut, pada kelompok usia itu sekitar satu dari lima orang memiliki pemikiran tentang lebih baik mati. Sebanyak 15 persen memikirkan hal ini setiap hari dan 20 persen beberapa hari dalam seminggu.

Baca Juga: Perkuat Pengaruh, Tiongkok Komitmen Prioritaskan Vaksin Covid-19 Untuk Indonesia dan Negara ASEAN

Terkait temuan masalah psikologis khususnya pada anak selama pandemi, Rohika mengatakan peran keluarga dalam pengasuhan anak menjadi hal penting. Dia menekankan pengasuhan berbalut “CINTA” untuk membangun kesehatan jiwa anak terutama di masa pandemi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x