Berdasarkan penyidikan kepolisian, motif pembunuhan itu hanya dilatarbelakangi oleh masalah game online antara korban dengan tersangka.
Kapolsek Plandaan AKP Akhwan menjelaskan motif dari pembunuhan ini ternyata dilatarbelakangi oleh rasa sakit tersangka AR kepada korban. Kepada penyidik, AR mengaku membeli dan sudah memesan akun game online kepada korban.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang di Libur Panjang, KAI Tambah Perjalanan Kereta Api Sebanyak 13 Persen
Akan tetapi, walaupun sudah membayar Rp200.000, akun yang dipesan ternyata tak kunjung diberikan. Sekarang AR sudah diamankan oleh aparat di Mapolres Jombang untuk menjalani proses hukum.
“Korban dibunuh dengan cara ditendang. Kemudian korban jatuh ke dalam Kedungcinet dan tenggelam. Lalu meninggal dunia. Jadi bukan karena terpeleset,” tutur Kapolsek Plandaan yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ pada Sabtu, 24 Oktober 2020.
Korban semasa hidupnya dikenal sebagai siswa berprestasi dan hafiz Quran. Menurut laporan, ia punya jadwal mengikuti lomba pidato Bahasa Arab tingkat Provinsi Jawa Timur mewakili Kabupaten Jombang.
Baca Juga: Cek Fakta: Dinkes DKI Jakarta Dikabarkan Buka Pendataan Imunisasi Covid-19
Namun takdir berkata lain, Alfian harus tewas akibat dibunuh oleh temannya sendiri. Para guru maupun siswa di sekolah ini bersedih karena rekan dan murid berprestasi di sekolah ini tewas akibat dibunuh oleh tetangganya di obyek wisata Kedungcinet.
Para guru sangat menyayangkan terjadinya peristiwa ini. Alasannya, selama ini korban dikenal sebagai siswa yang sangat pandai dan berprestasi. Korban tercatat sebagai siswa yang sudah hafal beberapa juz Alquran.
“Berkali-kali menang, Alfian akan ikut lomba pidato Bahasa Arab di provinsi mewakili Kabupaten Jombang. Kami sedih karena hari ini ternyata Alfian sudah tiada,” tutur Kepala MIN 1 Jombang Lilik Nasfiatin.***