Sementara itu menyambut kedatangan HRS, beberapa kelompok masyarakat dari berbagai wilayah telah mulai berdatangan ke bandara Soekarno-Hatta sejak kemarin dan Selasa dini pagi hari.
Sementara itu menyambut kedatangan HRS, beberapa kelompok masyarakat dari berbagai wilayah telah mulai berdatangan ke bandara Soekarno-Hatta sejak kemarin dan Selasa dini pagi hari.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat yang berniat untuk menjemput, agar sebaiknya dilakukan di luar bandara.
"Kita antisipasi itu jangan sampai nanti terlalu banyak penjemput malah nanti kita khawatir dapat mengganggu operasional bandara. Kita sih mengharapkan kalau bisa dijemput di luar bandara seperti misalkan di rumah beliau itu bisa lebih baik lagi karena kita tahu bahwa bandara ini kan objek yang cukup penting, banyak kepentingan publik di sana dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Jangan sampai nanti penumpang yang mau berangkat malah terganggu kan enggak bagus juga," kata Haerul.
Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Tak Larang Jemput Habib Rizieq di Soekarno Hatta, Lalin Padat Hingga Tol Pluit
Ia juga menyarankan agar pihak yang menjemput dapat dalam jumlah yang wajar saja, melihat kondisi saat ini pandemi, agar tidak terjadi klaster penularan COVID-19 di Bandara.
"Kalau penjemputan silakan penjemputan, cuma dalam batas wajar saja gitu. Kalau kita mengimbaunya tidak terlalu banyak, jadi dalam jumlahnya tuh yang wajar saja misalkan 7-10 orang. Sekarang kan masih Covid gini. Kita mengantisipasi jangan sampai nanti malah jadi klaster juga kan jadi enggak bagus," katanya.
Sebelumnya Mahfud MD tetap mengimbau agar penjagaan tetap perlu ditingkatkan, mengingat peningkatan eskalasi orang yang menjemput Habib Rizieq di Bandara.
"Hanya karena ada peningkatan eskalasi orang menjemput, penjagaannya juga supaya ditingkatkan. Tetapi tidak usah berlebihan," ucap Mahfud MD.
Baca Juga: Konflik 'Jegal Menteri' Belum Usai, Kini Rizal Ramli Sebut Jusuf Kalla Kaya Karena Dagang Kekuasaan
Mahfud MD juga meminta agar Habib Rizieq dilindungi dari Bandara menuju kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat dan tidak boleh ada tindakan represif.
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: RRI