Ngotot Adakan Olimpiade Tokyo, Yoshihide Suga: Bukti Kemenangan Manusia Melawan Pandemi

1 Februari 2021, 13:14 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. /Inventiva/

PR BEKASI - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, meskipun semakin tidak pasti sebab angka infeksi virus masih meningkat di Jepang, telah memperbarui tekadnya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Tokyo, yang ditunda pada musim panas.

Hal ini dikatakan juga sebagai simbol kemenangan manusia atas pandemi virus korona.

Suga, berbicara dari Tokyo pada saat pertemuan virtual Forum Ekonomi Dunia, juga menyerukan untuk dilakukannya penyelidikan yang transparan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ke dalam pandemi.

Baca Juga: Akui Suka Teman Perempuannya, Anak 8 Tahun Dikeluarkan dari Sekolah

Dinyatakan bahwa itu adalah kunci, untuk mempelajari pelajaran dalam mempersiapkan pandemi di masa depan.

Dia juga berjanji untuk memperluas kontribusi awal untuk memberikan dana, guna membantu negara-negara berkembang dalam memperoleh vaksin virus korona.

"Kami mengadakan Olimpiade dan Paralimpiade musim panas ini," kata Suga, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Japan Today pada Senin, 1 Februari 2021.

Baca Juga: Tanggapi Adanya LPG Subsidi Malah Dinikmati Masyarakat Mampu, Wapres: Ironis

"Saya bertekad untuk meraih pertandingan sebagai bukti kemenangan manusia melawan pandemi, simbol solidaritas global dan untuk memberikan harapan serta keberanian di seluruh dunia," sambungnya.

Pejabat Olimpiade telah berulang kali mengatakan bahwa pertandingan akan diadakan pada bulan Juli, sesuai dengan apa yang direncanakan setelah mengalami penundaan selama setahun.

Mereka juga telah menyusun berbagai skenario untuk event tersebut, termasuk menyelenggarakan pertandingan tanpa dihadiri penonton, yang sedang dipertimbangkan.

Baca Juga: Pemerintah Myanmar dan Junta Militer Memanas, Aung San Suu Kyi Ditahan

Suga mengulangi tekadnya untuk mencapai Olimpiade yang "aman dan terjamin", dan berjanji untuk mengendalikan infeksi di Jepang secepat mungkin.

"Kita harus belajar dari pandemi ini dan bersiap menghadapi krisis di masa depan," katanya.

Untuk itu, dia mendesak WHO agar melakukan penyelidikan ilmiah dengan tegas dan transparan.

Baca Juga: Ingatkan Pentingnya Revisi UU Pemilu, Mardani Ali Sera: Ini Perlu untuk Mencegah Lahirnya Tirani dan Oligarki

Dia tidak mengatakan apakah dia merujuk pada kunjungan yang saat ini dilakukan oleh tim ahli WHO ke Wuhan, Tiongkok, tempat virus itu pertama kali terdeteksi.

Suga juga telah mendapat kritik, karena menunda pengambilan tindakan terkait virus sampai kasusnya melonjak ke level tertinggi pada akhir Desember.

Dia akhirnya mengumumkan keadaan darurat parsial pada awal Januari, mengeluarkan permintaan yang tidak mengikat hingga 7 Februari bagi orang-orang untuk menghindari keramaian atau makan dalam kelompok, juga meminta agar restoran dan bar tutup lebih awal.

Baca Juga: Kisah Pendakwah Asal Malyasia Ebit Lew yang Islamkan Penduduk Desa di Sabah

Kasus-kasus di Tokyo telah mengalami penurunan, tetapi para ahli mengatakan masih belum cukup melandai, yang mana menandakan keadaan darurat dapat diperpanjang hingga beberapa minggu ke depan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Japan Today

Tags

Terkini

Terpopuler