Network
PR BEKASI - Mantan juara tinju kelas berat dunia Leon Spinks, yang merebut sabuk juara dari Muhammad Ali pada tahun 1978 hingga belum kalah hingga pertandingan terakhirnya dikabarkan meninggal dunia pada usia 67 tahun.
Leon Spinks usai dirawat di rumah sakit pada bulan Desember lalu di Las Vegas. Sebelumnya, mantan petinju tersebut menderita kanker selama lima tahun yang bantu isterinya.
Hal itu disampaikan berdasarkan pernyataan yang berasal dari The Firm PR kepada stasiun televisi Las Vegas KVVU.
"Pertarungan terakhirnya diraih dengan keterampilan, kecakapan, dan kesabaran yang telah membawanya melalui begitu banyak tantangan seumur hidup," dalam pernyataan itu.
"Leon berjuang melawan banyak penyakit dengan semangat yang kuat, tidak pernah kehilangan senyum khasnya. Serta selalu menunjukkan tekad Spinks yang sebenarnya, yang tidak pernah menyerah," dalam pernyataanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari News.com.Au Minggu 7 Februari 2021.
Dalam pertandingannya, Leon Spinks menyelesaikan 26-17 dengan tiga hasil imbang dan 14 KO, tetapi ia terus mencoba dan merebut kembali ketenaran yang datang di awal kariernya di salah satu tantangan paling mengejutkan dalam sejarah tinju.
Saat itu Leon Spinks ikut dalam pertandingan untuk meraih emas Olimpiade pada tahun 1976 sebagai kelas berat ringan AS di Montreal dan mendapat gelar petinju profesional selama enam bulan pada usia 23 tahun.
Baca Juga: Gegara Ayam Berkokok dengan Keras, Guru Ini Kesal dan Hentikan Kelas Online-nya
Dari kesekian pertandingan hanya delapan pertarungan dapat gelar profesional dengan tujuh kemenangan dan sekali imbang. Leon Spinks dikirim ke ring melawan Muhammad Ali yang saat itu menjuarai tinju kelas berat pada 15 Februari 1978 di Las Vegas Hilton.
Akhirnya Leon Spinks mendapat juara split 15 ronde atas Muhammad Ali yang saat itu berusia 36 tahun.
Ali kehilangan sabuk juara dunia di atas ring untuk satu-satunya kekalahan dalam kariernya, ia kalah 55-3 saat Spinks mengeklaim gelar kelas berat dalam waktu terpendek dari petarung mana pun. Hal itu pun tercatat dalam sejarah, hanya 13 bulan setelah berjuang mempertahankannya.
Tujuh bulan kemudian, dalam pertandingan ulang sebelum 70.000 di Superdome di New Orleans, Ali yang bugar dan tangguh memenangkan keputusan 15 ronde dengan suara bulat yang akan menjadi kemenangan terakhir dalam karier legendarisnya, menjadikan Ali juara tiga kali pertama di kelas berat.
Baca Juga: Satpol PP Segel Tempat Karaoke di Mangga Besar, 57 Pengunjung Diminta Jalani Rapid Test di Tempat
Saat itu Spinks telah dicopot dari Sabuk juara oleh Dewan Tinju Dunia karena melakukan pertandingan ulang dengan Ali dan menghindar menghadapi penantang wajib Ken Norton, jadi pertarungan kedua hanya untuk gelar Asosiasi Tinju Dunia.
Leon Spinks kalah dalam pertarungan berikutnya juga, tetapi mendapatkan gelar Sabuk juara lain pada tahun 1981 melawan Larry Holmes hanya dikalahkan di ronde ketiga.
Butuh waktu hampir lima tahun bagi Spinks untuk mendapatkan kesempatan lain di Sauk juara dunia tetapi ia berjuang tetap untuk menggelar kelas WBC pada tahun 1986, dan dikalahkan di ronde keenam oleh Dwight Muhammad Qawi.
Baca Juga: Ketinggian Air Capai 7 Meter Lebih Pintu Air Sungai Manggarai, Masyarakat Harap Waspada
Saat itu memulai putaran di mana dia hanya berhasil satu kemenangan dan satu hasil imbang dalam 10 pertarungan. Dia kalah lima dari delapan pertarungan terakhirnya sebelum pensiun pada tahun 1995.
Putra Spinks, Cory, adalah juara kelas welter tak terkalahkan dari 2003-2005 dan pernah menmegang kelas menengah junior pada 2007 dan 2009.
Adik laki-laki Spinks, Michael, adalah juara kelas menengah Olimpiade 1976 yang merupakan juara kelas berat ringan yang tak terkalahkan dari 1983-1985 dan juara kelas berat pada tahun 1985-1986.***
