Penarikan Korea Utara dari Tokyo juga merupakan kemunduran untuk rencana, yang disepakati pada KTT 2018 antara Moon Jae In dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, untuk mengejar tawaran bersama Korea untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Ketika Korea Selatan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang pada tahun 2018, Kim Jong Un mengirim saudara perempuannya untuk memimpin delegasi negara.
Para atlet dari kedua belah pihak berbaris di bawah bendera terpadu pada upacara pembukaan, dan menurunkan tim hoki es wanita gabungan.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat bulan lalu ketika Korea Utara melanjutkan uji coba rudal, meskipun kedua belah pihak mengatakan setelah peluncuran bahwa mereka ingin melanjutkan dialog.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea mengatakan Seoul berharap Olimpiade Tokyo akan menjadi kesempatan untuk mendorong perdamaian dan rekonsiliasi antara kedua Korea.
"Kami menyesal itu tidak bisa terjadi, padahal itu akan menjadi batu loncatan menuju perdamaian kedua negara" kata pernyataan tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.
Baca Juga: Dinilai Lindungi dan Untungkan Petani, Pemerintah Kabupaten Bekasi Ajak Masyarakat Asuransikan Sawah
Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo mengatakan mereka mengetahui laporan berita tentang langkah Korea Utara dan akan bekerja dengan negara lain untuk keberhasilan Olimpiade.
"Kami akan terus mempersiapkan panggung sebaik mungkin untuk menyambut atlet dari semua negara dan wilayah," kata panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo dalam sebuah pernyataan.