Orang Indonesia, termasuk penulis kolom ini, memang keranjingan media sosial. Alhasil, kalau penampilan Persib Bandung butut, sudah pasti timbul suara ribut, gandeng di jagat digital.
Kalau Persib Bandung tampil bagus, kebaikan pasti menjalar ke jutaan orang.
Terbayang cukup besarnya dampak yang mungkin timbul jika penampilan klub bola membawa pula kekayaan bahasa.
Peluang toh begitu lapang. Liga 1 2020 baru saja dibuka dan akan berlangsung hingga November.
Seperti yang lazim terjadi, setiap kali Persib tampil, para pendukungnya menampilkan berbagai kamonesan, tak terkecuali kreasi visual yang tak jarang turut memperlihatkan lettering kata-kata setempat. Itulah salah satu contoh promosi bahasa.
Baiklah, kalau manajemen Persib Bandung sempat berpikir untuk ikut mempromosikan bahasa Sunda, hitung-hitung amal sosial, tinggal saling kontak saja dengan para ahli bahasa.
Begitu pula sebaliknya. Kalau para pegandrung bahasa Sunda, yang setiap bulan Februari bikin aksi, sampai melupakan potensi Persib Bandung, tentu patut disayangkan.
Hayu urang maen bal
Sekadar bahan permenungan, di sini kita dapat mengingat lagi betapa dekatnya popularitas sepak bola dengan silang-susupnya kata dalam berbagai bahasa, tak terkecuali bahasa Sunda.