Dilaporkan Manipulasi Data Penjualan, BMW Alami Kondisi Serius dan Akan Didenda Miliaran Rupiah

26 September 2020, 06:54 WIB
Ilustrasi logo BMW. /BMW

PR BEKASI – Atas tuduhan informasi yang dianggap menyesatkan mengenai volume penjualan ritel mobil mewah Jerman di Amerika Serikat (AS), Perusahaan otomotif asal Jerman yakni BMW harus rela membayar denda.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 26 September 2020, denda atas kejadian tersebut diketahui sebesar 18 juta dolar AS atau setara Rp 268 miliar.

Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengatakan dari 2015 hingga 2019, BMW dilaporkan telah memanipulasi untuk meningkatkan penjualan ritel AS.

Baca Juga: Hadapi Kemungkinan Pecahnya Konflik, TNI AD Gandeng Beberapa Negara Gelar Latihan Bersama 

Hal tersebut yang membantu BMW menutup kesenjangan antara volume penjualan ritel aktual dan target internal.

“Secara publik mempertahankan posisi penjualan ritel terdepan dibandingkan dengan perusahaan otomotif premium lainnya,” kata Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

“Mempertahankan cadangan penjualan kendaraan ritel yang tidak dilaporkan yang mereka sebut secara internal sebagai ‘bank’ yang digunakan untuk memenuhi target penjualan bulanan internal tanpa memeperhatikan kapan penjualan yang mendasarinya terjadi,” katanya menambahkan.

Penyelidikan SEC terkait manipulasi laporan tersebut dimulai pada akhir 2019.

Baca Juga: Tidak lagi Dimonopoli MUI, Sekarang Ormas Islam juga Bisa Lakukan Sertifikasi Halal 

“Tidak ada tuduhan atau temuan dalam order bahwa setiap entitas BMW terlibat dalam kesalahan yang disengaja,” ungkap pihak BMW dalam sebuah pernyataaan.

“Sangat mementingkan kebenaran angka penjualan dan akan terus fokus pada pelaporan penjualan yang menyeluruh dan konsisten,” jelasnya.

SEC juga menjelaskan bahwa dalam hal ini BMW membayar diler untuk secara tidak akurat.

Kendaran yang ditugaskan untuk sebagai demonstran atau peminjaman, BMW akan menghitungnya sebagai kendaraan yang dijual kepada pelanggan padahal sebenarnya belum.

Baca Juga: Berkat Pengaruh Luhut, Ridwan Kamil: Angka Kematian di Jabar Turun dan Kesembuhan Meningkat 

“BMW menyesatkan investor tentang kinerja penjualan ritel AS dan permintaan pelanggan untuk kendaraan BMW di pasar AS sambil meningkatkan modal di AS,” jelas Stephanie Avakian, Direktur Divisi Penegakan SEC.

Pada September 2019 lalu diketahui, Fiat Chrysler Automobiles NV dan unit AS-nya setuju untuk membayar setidaknya 40 juta dolar AS.

Karena dianggap telah menyesatkan investor mengenai angka penjualan bulanannya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler