Peluang Raup Untung dari Bahan Bakar Hidrogen, Jepang Akan Komersialkan Ribuan Ton di Tahun 2030

19 Oktober 2020, 09:32 WIB
Ilustrasi kendaraan sel bahan bakar Toyota Mirai terbukti siap untuk diisi dengan hidrogen yang diproduksi CSIRO. /Courtesy/CSIRO

PR BEKASI - Dunia Otomotif Kembali bereksperimen dalam menggunakan bahan bakar beresiko rendah terhadap kerusakan lingkungan.

Untuk memulai perkembangan penggunaan bahan bakar terbaru yang akan diuji penggunaannya di dunia otomotif, kini jepang akan mengeluarkan uji dan mengomersialisasikan pembuatan sistem hidrogen.

Menteri Perindustrian Jepang Hiroshi Kajiyama dalam konferensi hidrogen virtual pada Rabu, 14 Oktober 2020 malam dengan mengatakan negaranya akan berupaya untuk menciptakan rantai pasokan bahan bakar hidrogen komersial sekitar tahun 2030 untuk mendukung pengurangan emisi karbon.

Baca Juga: Tidak Percaya Covid-19, Influencer Kebugaran Ini Bagikan Pesan Menyentuh Sebelum Wafat Terinfeksi

Pengunaan bahan bakar sistem hidrogen akan mengurangi emisi karbon yang ramah sehingga jepang akan mengomersialisasikan bahan bakar hidrogen.

Reuters melaporkan, Jepang akan mencoba mempercepat perkembangan teknologi untuk membantu meningkatkan sistem transportasi hidrogen untuk digunakan pada kapal sekitar tahun 2030, kata Kajiyama.

Ia menunjuk pada rencana Kawasaki Heavy Industries untuk mengirimkan hidrogen cair dari Australia ke Jepang pada awal tahun depan untuk pertama kalinya di dunia.

Kawasaki pun diketahui telah meluncurkan armada pembawa hidrogen cair pertama di dunia Desember lalu.

Baca Juga: Demonstrasi Pecah di Penjuru Negeri, Pemerintah Thailand Ingin Cari Jalan Keluar Bersama

Jepang meluncurkan strategi hidrogen dasar pada tahun 2017 yang bertujuan untuk mengimpor sekitar 300.000 ton hidrogen pada tahun 2030.

Kajiyama mengatakan kementeriannya telah meminta anggaran hidrogen sebesar $800 juta (Rp 11,8 triliun) untuk tahun fiskal berikutnya, dengan 20 persen lebih banyak dari tahun ini untuk mendukung pembuatan bahan bakar hidrogen agar lebih komersial.

Hidrogen telah disebut-sebut sebagai energi alternatif yang bersih untuk mengganti bahan bakar fosil.

Sekarang, saat ekonomi besar mempersiapkan investasi hijau, para pendukung energi bersih mencoba untuk mendorong energi tersebut menjadi energi utama.

Baca Juga: Kinerja Anies Baswedan Selama 3 Tahun Dinilai Belum Berhasil, Golkar Beri Pandangan Berbeda

Pembangkit listrik tenaga hidrogen terbesar di dunia dengan kapasitas 10 megawatt dibangun pada bulan Maret di prefektur Fukushima, Jepang utara.

Chiyoda Corp berhasil dalam proyek percontohan pada bulan Juni untuk mengirimkan hidrogen dalam bentuk kimia, methylcyclohexane, dari Brunei ke Jepang sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari VOA.

Toyota Motor dan delapan perusahaan lain, Rabu 14 Oktober 2020, mengatakan mereka akan membentuk asosiasi hidrogen nasional pada bulan Desember untuk mempromosikan rantai pasokan hidrogen dan aliansi global.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: VOA

Tags

Terkini

Terpopuler