Bantah Hasil Riset Sebelumnya, Studi Baru Sebut Penyintas Covid-19 Miliki Imunitas hingga 8 Bulan

11 Januari 2021, 11:29 WIB
Ilustrasi penyintas Covid-19. /New York Times

PR BEKASI - Peran penyintas Covid-19 baru-baru ini banyak dibutuhkan untuk donor plasma darah.

Diketahui bahwa hampir setiap harinya pasien Covid-19 membutuhkan donor plasma darah dari penyitas Covid-19 yang diyakini akan membantu pasien melewati masa kritisnya.

Meskipun demikian sebuah studi baru mengemukakan bahwa para penyintas Covid-19 memiliki imunitas yang kuat dari Covid-19 hingga 8 bulan ke depan setelah terinfeksi.

Baca Juga: PDIP Ingin Raih Kursi Bupati Bekasi, Rieke Diah Pitaloka alias 'Oneng' Berpotensi Turun Gunung

Hasil studi ini juga ditafsirkan oleh peneliti sebagai kemungkinan terbentuknya imun terhadap virus.

Selain itu, persyaratan lain terkait kondisi kesehatan dari penyintas Covid-19 juga harus diperhatikan sebelum mendonor.

Sehingga, tidak semua penyitas Covid-19 dapat dengan mudah mendonorkan plasma darah kepada pasien Covid-19 yang tengah membutuhkan.

Baca Juga: TERPOPULER HARI INI: Penemuan Serpihan Pesawat Sriwijaya Air Hingga Kritik Refly Harun Soal FPI Baru

Selanjutnya, seorang peneliti di La Jolla Institute for Immunology di California dan salah satu penulis riset, Shane Crotty, menyebutkan bahwa studi ini setidaknya bisa mengurangi ketakutan tentang efektivitas vaksin Covid-19.

"Awalnya ada banyak kekhawatiran bahwa virus ini mungkin tidak menimbulkan banyak memori. Sebaliknya, memori kekebalan terlihat cukup baik," kata Crotty, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Technology Review, pada Senin 11 Januari 2021.

Sementara itu, hasil riset yang diterbitkan pada 6 Januari 2021 lalu di jurnal Science ini cukup kontras dengan studi sebelumnya yang menyatakan bahwa imunitas Covid-19 berumur pendek, menempatkan jutaan penyintas pada risiko infeksi ulang.

Baca Juga: Hati-Hati! Kawasan Gunung Mas Longsor, Petugas Kepolisian Tutup Jalan Menuju Puncak-Bogor

Namun, studi baru menunjukkan bahwa infeksi ulang seharusnya hanya menjadi masalah bagi sebagian kecil orang yang telah mengembangkan imunitas, baik melalui infeksi awal atau dengan vaksinasi.

"Sebagian kecil penyintas memang tidak memiliki kekebalan yang tahan lama. Tetapi vaksinasi harus mengimbangi masalah itu dengan memastikan kekebalan kawanan pada populasi yang lebih besar," katanya.

Dikabarkan bahwa studi ini mempelajari sampel darah dari 185 pria dan wanita yang telah pulih dari Covid-19, sebagian besar dari infeksi ringan, meskipun 7 persen di antaranya dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Cek Fakta: Usai Terjerat Kasus Konten Pornografi, Beredar Foto Fadli Zon Mengenakan Baju Jubir Bokep

Selanjutnya, setiap peserta memberikan setidaknya satu sampel darah antara enam hari dan delapan bulan setelah gejala awal mereka, dan 43 sampel diambil setelah enam bulan.

Tim yang menjalankan penyelidikan mengukur tingkat beberapa agen imunologi yang bekerja bersama untuk mencegah infeksi ulang: antibodi (yang menandai patogen untuk dihancurkan oleh sistem kekebalan atau menetralkan aktivitasnya), sel B (yang membuat antibodi), dan sel T ( yang membunuh sel yang terinfeksi).***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Technology Review

Tags

Terkini

Terpopuler