Simpang Siur Kurikulum Baru, Kemendikbud: Pelajaran Sejarah Akan Tetap Ada di Setiap Generasi

19 September 2020, 15:37 WIB
ILUSTRASI Siswa SMA. /ADE BAYU INDRA/PR/

 

PR BEKASI - Baru-baru ini beredar informasi yang menyebutkan bahwa pelajaran Sejarah akan dihilangkan di SMA dan sederajat.

Hal itu tertuang dalam sebuah draft perubahan kurikulum 2013 yang beredar di aplikasi berbalas pesan WhatsApp.

Namun, untuk menanggapi kesimpang diuran itu akhirnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun buka suara.

Baca Juga: Hadiri Perayaan Hari Pemuda Nasional Pertama, BTS Berikan Hadiah Istimewa untuk Pemuda di Masa Depan

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Kemendikbud membantah bahwa pihaknya akan menghapus pelajaran sejarah dalam kurikulum baru nanti.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno menegaskan, isu tentang penghapusan pelajaran sejarah sama sekali tidak benar.

Menurutnya, pelajaran sejarah tetap akan diajarkan dan diterapkan di setiap generasi.

Baca Juga: TikTok dan WeChat Resmi Dilarang di AS Mulai Besok, Tiongkok Geram dan Akan Ambil Tindakan Balasan

“Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang," ujar Totok.

Menurut Totok, pelajaran Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan.

"Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa,” katanya menegaskan.

Baca Juga: Masyarakat Harus Hati-hati, Tiga Mekanisme Ini Paling Rawan Tularkan Covid-19

Dirinya mengatakan, Kemendikbud terus mengkaji rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Kajian yang terus dilakukan tersebut, lanjut dia, memperhatikan berbagai hasil evaluasi implementasi kurikulum baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat serta perubahan paradigma keragaman, bukan keseragaman dalam implementasi kurikulum.

Lebih lanjut Totok menjelaskan, rencana penyederhanaan kurikulum 2013 masih dalam tahapan awal, karena membutuhkan proses dan pembahasan yang panjang.

Baca Juga: Soal Wacana Adanya Kurikulum Baru, FSGI: Sepertinya Nadiem Makarim Belum Memahami Kurikulum 2013

“Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis,” kata Totok.

Totok menambahkan, penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

“Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan,” tuturnya.

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler