Elektabilitas Marak Digunakan dalam Dunia Politik, Apa Artinya?

- 7 Juni 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi arti elektabilitas yang kini marak digunakan dalam dunia politik.
Ilustrasi arti elektabilitas yang kini marak digunakan dalam dunia politik. /Pixabay

PR BEKASI - Kata elektabilitas akhir-akhir ini sedang marak dibicarakan di media sosial.

Terutama di dalam dunia politik, elektabilitas kerap kali menjadi isu yang marak dibahas.

Kendati demikian, beberapa masyarakat Indonesia belum familiar dengan elektabilitas, lantas apa itu elektabilitas?

Arti kata elektabilitas secara dasar dan sesuai dengan KBBI yaitu 'keterpilihan'.

Baca Juga: Genjot Elektabilitas untuk Pemilu 2024, PBB Rekrut Aldi Taher: Tidak Kami Beri Uang!

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jurnal Dendy Sugiono di tahun 2008, arti elektabilitas ialah ketertarikan seseorang dalam memilih.

Secara bahasa istilah elektabilitas ialah hasil serapan dari Bahasa Inggris yaitu “electability” yang artinya keterpilihan.

Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan atau ketertarikan publik dalam memilih sesuatu, baik itu seorang figur, lembaga atau partai, maupun barang dan jasa dimana informasi tersebut didapatkan dari hasil berbagai survei.

Baca Juga: Survei: Elektabilitas Risma Duduki Posisi Puncak Kalahkan Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta

Perbedaan Eelektabilitas Dan Popularitas

Antara Eelektabilitas dan popularitas, dua kata yang tren di masyarakat dengan pemahaman arti yang hampir sama.

Sebenarnya, dalam hal ini kedua istilah tersebut berhubungan namun memiliki pengertian yang berbeda.

Di masyarakat umum, seringkali elektabilitas disamakan dengan popularitas seseorang.

Baca Juga: Diguncang Dugaan Kudeta Partai Demokrat, Elektabilitas Moeldoko untuk Capres 2024 'Masih Keok' dari AHY

Popularitas adalah tingkat keterkenalan suatu objek (barang, jasa, seorang figur dan lembaga) di mata masyarakat.

Sedangkan elektabilitas adalah tingkat keterpilihan objek yang dimaksud.

Seorang yang memiliki nilai popularitas tinggi di masyarakat belum tentu punya nilai elektabilitas tinggi sehingga layak dipilih.

Tetapi, terkadang juga Seorang yang memiliki nilai elektabilitas tinggi mungkin saja tidak dipilih karena kurang memiliki nilai popularitas di mata masyarakat.

Baca Juga: Raup Untung Usai 'Ditumbangkan' Moeldoko, Elektabilitas AHY Salip Anies Baswedan Jadi Calon Presiden 2024

Arti Elektabilitas Dalam Dunia Politik

Memiliki Elektabilitas dalam dunia politik sangat penting untuk seorang politikus.

Tetapi, seperti yang sudah dijelaskan diata, Hubungan antara elektabilitas dengan popularitas sangat berkaitan, termasuk dalam dunia politik.

Popularitas seorang figur atau politikus merupakan modal yang sangat penting, sehingga diperlukannya kampanye untuk mendapatkan perhatian publik.

Popularitas tersebut nantinya akan dapat mendongkrak elektabilitas politikus tersebut, sehingga tingkat keterpilihan politikus tersebut akan sangat terlihat dan layak.

Baca Juga: Kecam Moeldoko, Iti Jayabaya: Selamatkan Elektabilitas Sendiri Saja Bingung, Apalagi Selamatkan Partai?

Nilai elektabilitas dalam dunia politik bisa ditingkatkan dengan membangun pencitraan, baik secara langsung maupun melalui media massa.

Dengan menunjukkan prestasi dan pencapaian politikus, sangat berpengaruh pada nilai elektabilitas politikus tersebut.

Hubungan Kampanye Politik Dan Elektabilitas

Kampanye politik merupakan serangkaian usaha komunikasi secara terencana yang dilakukan sekelompok orang untuk mendapatkan dukungan dari publik.

Baca Juga: Elektabilitas PSI Tertinggi Kedua di DKI Jakarta, Raja Antoni: Pemilu Masih Lama, Tetap Fokus Bekerja

Untuk meningkatkan elektabilitas seseorang umumnya kampanye politik yang dilakukan ialah dengan pencitraan politik

Dalam hal ini, elektabilitas seorang figur dapat ditingkatkan melalui kegiatan kampanye politik.

Namun perlu dicatat bahwa tidak semua kampanye politik bertujuan untuk meningkatkan elektabilitas seorang figur, ada juga kampanye yang bertujuan untuk menjatuhkan figur lain yang menjadi lawan politik.

Dalam kegiatan kampanye politik, seringkali dilakukan pencitraan dengan tujuan untuk membentuk opini publik mengenai seorang figur yang singkat.

Baca Juga: Senang Elektabilitas PSI Kedua Setelah PDIP di DKI, Tsamara Amany: Alhamdulillah Berta Positif dari Jakarta

Pencitraan politik ini biasanya dilakukan secara persuasif untuk sekedar mendapatkan lebih banyak dukungan dari pemilih.

Dikutip dari Corner dan Pels Nimmo, 2009:8, figur yang bersih maupun figur yang bermasalah, keduanya secara substansial harus berupaya keras membangun citra politik mereka agar dapat meraih elektabilitas setinggi-tingginya dan mendapat banyak dukungan dari pemilih.

Hal ini dikarenakan citra seseorang di masyarakat menjadi faktor yang menentukan dalam kerberhasilan kegiatan kampanye politik.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: KBBI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x