Naskah Khotbah Idul Fitri 2022, Cara Istikamah usai Berakhirnya Ramadhan

- 1 Mei 2022, 06:18 WIB
Ilustrasi, simak contoh naskah Khotbah Idul Fitri 2022.
Ilustrasi, simak contoh naskah Khotbah Idul Fitri 2022. /Freepik.com/

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Rabb kami adalah Allah’ kemudian mereka istiqamah,”

Apa makna ayat di atas? Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir jilid 7 halaman 160, “Mereka beramal ikhlas karena Allah subhanahu wata’ala dan teguh melaksanakan amal ketaatan tersebut sesuai dengan garis ketentuan syariat-Nya.”

Kita semua berharap penuh seluruh jerih payah kita dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala selama bulan Ramadhan menghasilkan buah yang manis. Yaitu rida dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala.

Baca Juga: Nonton Spy X Family Episode 4 Lewat 5 Link Berikut: Anya dan Twilight Dapat Skor Minim, Tak Lulus Wawancara?

Kita semua berharap penuh amal ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala.

Saudaraku, jemaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Para ulama menjelaskan, tanda yang paling tampak bahwa amalan kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah subhanahu wata’ala adalah terjadinya perubahan pada diri kita masing-masing.

Perubahan ketika sebelum Ramadhan masih jarang qiyamul lail, setelah Ramadhan menjadi rajin qiyamul lail. Ketika sebelum Ramadhan masih malas ngaji, setelah Ramadhan menjadi rajin buka mushaf al-Quran. Ketika sebelum Ramadhan shalat fardhu lima waktu masih bolong-bolong, setelah Ramadhan menjadi rajin ke masjid untuk shalat berjemaah lima waktu. Dan perubahan-perubahan positif pada amalan lainnya.

Baca Juga: Lirik Lagu That That PSY dan Suga BTS Beserta Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Mari merenung sejenak. Jika kita perhatikan dengan seksama, perubahan positif tersebut yang menjadi indikasi diterimanya amalan kita selama bulan Ramadhan sebenarnya adalah buah dari jerih payah kita dalam memaksimalkan diri untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala selama bulan Ramadhan. Sehingga Allah subhanahu wata’ala memberi balasan setimpal di dunia dengan rahmat-Nya berupa jiwa dan raga yang ringan untuk beribadah.

Nah, untuk mewujudkan pribadi yang tetap konsisten semangat beribadah pasca Ramadhan inilah kita membutuhkan istiqamah. Sebagaimana maksud dari dari surat Fushilat ayat 30 di atas, setelah kita mendeklarasikan diri sebagai hamba yang beriman, lalu melangkah untuk beramal dan beribadah, selanjutnya adalah mengikhlaskan diri dan meneguhkan diri untuk terus beramal dan beribadah.

Ringkasnya, istiqamah adalah mudawamah, keteguhan dalam rangkaian melaksanakan perintah Allah subhanahu wata’ala dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh keikhlasan dan tata laksana sesuai dengan syariat-Nya.

Inilah yang kita butuhkan setelah Ramadhan berlalu. Inilah PR kita mulai sejak kita pulang ke rumah masing-masing pada pagi hari ini hingga akhir hayat kelak.

7 Tips dan Cara Istiqamah dalam Beramal Pasca Ramadhan

Saudaraku, jemaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Lalu, bagaimana cara agar dapat istiqamah dalam beramal? Istiqamah setelah Ramadhan tahun ini insyaallah dapat kita raih dengan cara berikut.

Pertama: Memperbanyak amalan ketaatan dan selalu memotivasi diri dalam melaksanakannya.

Sebagai seorang hamba yang beriman, kita semua meyakini bahwa iman dan takwa itu dapat meningkat juga dapat menurun.

Iman dan takwa kita akan meningkat seiring dengan meningkatnya amal ketaatan. Sebaliknya, iman dan takwa kita akan menurun seiring dengan menurunnya amal ketaatan dan meningkatnya maksiat yang kita lakukan.

Oleh sebab itu, penting kiranya untuk selalu memotivasi diri agar selalu berada di jalan ketaatan.

Kedua: Menyibukkan diri dengan ilmu syar’i

Penguasaan terhadap ilmu syariat Islam adalah kunci penting agar bisa istiqamah dalam beramal. Dengan mempelajari ilmu syariat, kita bisa mengenal Allah subhanahu wata’ala, kita bisa menemukan kesadaran bahwa kita ini adalah makhluk ciptaan Allah.

Dengan begitu, akal kita akan menemukan jalan fitrahnya, yakni menyembah beribadah hanya kepada Allah sebagai pencipta seluruh makhluk.

Ketiga: Ikhlas dalam ilmu dan amal

Untuk mencapai tujuan tertinggi dari mempelajari ilmu dan melaksanakan amal kita butuh satu kunci, yaitu ikhlas.

Tanpa keikhlasan, ilmu dan amal kita akan sia-sia tak bernilai di sisi Allah. Jika ilmu dan amal kita tidak bernilai di sisi-Nya, tentu mustahil kita akan mampu istiqamah dalam amal ketaatan.

Keempat: Banyak-banyak membaca al-Quran

Al-Quran adalah sumber pengetahuan. Membaca, menghafal, dan mempelajari maknanya merupakan kunci dalam meraih istiqamah.

Allah berfirman,

اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَۙ. لِمَنْ شَاۤءَ مِنْكُمْ اَنْ يَّسْتَقِيْمَۗ

“(Al-Quran) itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam, (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus.” (QS. At-Takwir: 27-28)

Kelima: Bersahabat dengan orang saleh

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Jurnal Medan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x