Perjuangan Ki Hajar Dewantara untuk HARDIKNAS, Hari Pendidikan Nasional pada Tanggal 2 Mei

- 2 Mei 2022, 10:20 WIB
Berikut sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantara pada Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei
Berikut sejarah perjuangan Ki Hajar Dewantara pada Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei /Youtube Video Sejarah Langka/

PR BEKASI - Ki Hajar Dewantara adalah sosok krusial dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) pada tanggal 2 Mei.

Tanggal 2 Mei ternyata bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang bangsa yaitu Ki Hajar Dewantara yang telah memperjuangkan nasib rakyat pribumi agar memperoleh pendidikan yang layak.

Diketahui saat kolonial Belanda menjajah di Indonesia, hanya keturunan Belanda dan orang-orang kaya saja yang memperoleh pendidikan.

Baca Juga: Naskah Khotbah Idul Fitri 2022, Cara Istikamah usai Berakhirnya Ramadhan

Sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan buta huruf dan tidak bisa mengenal pendidikan.

Jika saja pada saat itu pendidikan tidak diperjuangkan, bisa dipastikan Indonesia tidak akan pernah maju.

Bahkan kita sebagai rakyat Tanah Air tidak akan bisa mendapatkan berbagai fasilitas bermanfaat yang digunakan saat ini.

Baca Juga: Doa-Doa Hari Terakhir Ramadhan: Ya Allah Terimalah Puasaku

Pahlawan yang memperjuangkan pendidikan nasional itu tak lain dan tak bukan adalah Ki Hajar Dewantara.

Doia lahir di Yogyakarta pada Tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.

Ki Hajar Dewantara diketahui berasal dari keturunan keraton Yogyakarta.

Baca Juga: Berapa Rakaat Sholat Ied? Simak Tata Cara Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah

Beliau memulai pendidikannya di SD ELS, kemudian berlanjut ke sekolah Belanda bernama Sekolah Dokter Bumiputera alias STOVIA.

Namun tidak sampai lulus dikarenakan sakit yang dideritanya.

Ki Hajar Dewantara pun ternyata pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa tempat seperti Midden Java, Sedyotomo, Oetoesan Hindia, De Express, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Baca Juga: Teks Takbiran Lebaran Idul Fitri 1443 H Versi Panjang dan Pendek, Dikumandangkan pada 1 Syawal

Pada saat Kabinet pertama Republik Indonesia, beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan.

Ia juga mendapatkan anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C. dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Tahun 1957.

Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau adalah kutipan kalimat “Tut Wuri Hadayani” yang memiliki arti “di Belakang Memberikan Dorongan”.

Baca Juga: Berapa Kali Takbir Sholat Idul Fitri? Simak Tata Caranya Berikut

Makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di Tanah Air.

Beliau wafat pada usia 70 tahun pada Tanggal 26 April 1959.

Kemudian berkat usaha kerja keras dan jasanya dalam rangka merintis pendidikan di tanah air, Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.***

Editor: Ghiffary Zaka


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah