Ia lahir dari ayah yang bernama Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan ibu Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.
Ternyata Gusti Raden Mas Dorojatun tersebut sudah ikut kepanduan sebagai “Siaga” sejak 1921 di Yogyakarta atau saat usia 9 tahun.
Gusti Raden Mas Dorojatun lalu menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau Sultan Yogyakarta pada 18 Maret 1940.
Baca Juga: Youth MT Tayang Kapan? Catat Jadwal Tayang di Indonesia dan Daftar Pemerannya
Ia ditetapkan sebagai Ketua Kwartir Nasional Pramuka pada 1961 hingga 1974 sejak pertama kali Gerakan Pramuka dibentuk.
Adapun tujuan gerakan Pramuka itu, yang dirintisnya bersama Soekarno, adalah menyatukan semua organisasi kepanduan di bawah naungan Pramuka.
Pramuka Indonesia berdiri pada 14 Agustus 1961 dengan Keputusan Presiden RI No 238, Sri Sultan menjadi satu dari empat anggota panitia pembentukannya.
Selama menjadi ketua kwartir nasional, ia mempelopori banyak hal termasuk penetapan warna seragam yakni cokelat tua dan muda.
Selain itu, ia juga menggagas perkemahan pertama Pramuka pada 1968, gerakan tabungan Pramuka pada 1974., serta menetapkan Tri Satya Pramuka dan Dasa Dharma Pramuka.