Bantah Dugaan Pasutri Bunuh Anaknya karena Sulit Belajar Daring, Dede Yusuf: Itu Faktor Kejiwaan!

- 15 September 2020, 19:19 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi ./ANTARA/Muhammad Zulfikar
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi ./ANTARA/Muhammad Zulfikar /

 

PR BEKASI - Setelah gempar kasus orang tua bunuh anaknya yang berusia delapan tahun karena diduga kesal terhadap sang anak perihal belajar online.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi pun turut buka suara. Ia menolak adanya anggapan bahwa kejadian tersebut karena faktor daring.

"Kalau kemudian ada yang membunuh anaknya sendiri, saya yakin itu pasti karena faktor kejiwaan, bukan karena faktor online," kata Dede Yusuf seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Menurutnya, tidak mungkin menjadi alasan para pelaku melakukan hal tersebut. Sebab menurut politisi Partai Demokrat ini, bantuan yang dikucurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) selama masa belajar online sudah terbilang bagus.

"Soal pulsa, biaya, daring, melalui TV, Kemdikbud sudah lakukan yang terbaik," ujar Dede.

Sebelumnya, kasus ini sendiri bermula dari munculnya makam misterius yang tidak dikenali oleh warga Kampung Gunung Kendeng, Desa Cipabuluh, Banten.

Baca Juga: Dukung Perempuan di Industri TIK, Pemerintah Luncurkan Program Girls4Tech

Gundukan tanah yang ditemukan menurut warga saat itu masih basah, sementara warga tidak mengetahui akan adanya kuburan dan siapa yang dikubur di situ.

Karenanya warga dengan diketahui pihak berwenang setempat melakukan penggalian kuburan dan menemukan anak kecil yang lengkap dengan pakaian yang dikenakannya.

Diketahui lebih lanjut, jenazah itu berjenis kelamin perempuan berusia delapan tahun. Dari Hasil keterangan polisi, menyimpulkan bahwa jasad yang ditemukan merupakan korban akibat dibunuh.

Baca Juga: Diduga Ingin Ambil Permen, Seorang Gadis Kecil Tersangkut di Layang-layang Ikut Terbang

Dalam penelusuran yang dilakukan oleh polisi, ditemukan bahwa kedua pelaku adalah orang tua korban itu sendiri.

Berita yang beredar menyebutkan bahwa pembunuhan itu dipicu karena sang pelaku (Ibu korban) yang kesal terhadap anaknya karena sulit belajar online dan melakukan sejumlah penganiayaan yang menyebabkan meninggal salah satu putri kandungnya yang kembar itu.

Karena panik, kemudian pasutri berinisial IS (27) dan LH (26) yang bertempat tinggal di Jakarta Pusat itu memboyong jenazah dengan tutut mengajak anak kembar satunya menuju kampung halamannya.

Kemudian oleh pasangan suami istri (pasutri) berinisial IS (27) dan LH (26), anak tersebut di makamkan, setelah sebelumnya menurut saksi sekitar, para pelaku sempat meminjam cangkul.*** 

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x