Seperti Manusia, Simpanse yang Ditinggal Orang Tuanya Bisa Alami Depresi Berat

- 20 September 2020, 11:04 WIB
Ilustrasi simpanse yang mengalami depresi.
Ilustrasi simpanse yang mengalami depresi. /Daily Mail

Tim tersebut yang karya ilmiahnya telah diterbitkan di Science Advances, percaya induk simpanse mengajarkan pelajaran berharga kepada anaknya meskipun sudah memasuki fase remaja.

"Induknya mungkin sedang mengajarkan bagaimana cara mendapat makanan terbaik di fase remaja sang anak, seperti serangga, madu, dan kacang-kacangan," ucap penulis utama karya ilmiah tersebut Catherine Crockford.

Akses ke makanan yang lebih bergizi mungkin menjadi alasan mengapa simpanse dan kera besar lainnya memiliki otak yang relatif lebih besar daripada primata lainnya.

"Keturunannya secara bertahap mempelajari keterampilan ini selama masa bayi hingga remaja," kata Crockford.

Baca Juga: Masih Pra TMMD Reguler Brebes, Prasasti Mulai Dicicil

"Kami dapat berspekulasi bahwa salah satu alasan anak simpanse terus bepergian dan mencari makan bersama ibunya setiap waktu sampai mereka remaja, adalah karena sang anak akan mencontoh ibunya dan ibunya juga membantu sang anak untuk belajar," ucapnya.

Rekan penulisnya Roman Wittig berspekulasi bahwa sang ibu juga memberikan keterampilan sosial yang lebih kompleks kepada anaknya.

"Mirip dengan manusia, simpanse hidup dalam dunia sosial yang kompleks, seperti persekutuan dan persaingan. Mungkin saja mereka belajar dengan memperhatikan ibu mereka, kapan membangun aliansi,  kapan harus bertarung," ucap Roman.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x