Lempeng Tektonik Raksasa Dekat Indonesia Terpisah, Berpotensi Jadi Penyebab Gempa Bumi Dahsyat

24 Mei 2020, 11:12 WIB
SEBUAH peta yang menunjukkan Cekungan Wharton, tempat gempa berkekuatan 8.6 dan 8.2 terjadi pada 2012.* /Live Science/

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah studi terbaru mengatakan bahwa dalam waktu singkat (secara geologis) sebuah lempeng tektonik raksasa yang berada di bawah Samudera Hindia secara perlahan akan terbelah menjadi dua.

Akan tetapi bagi manusia, perpisahan ini akan berlangsung lama. Lempeng itu, yang dikenal sebagai lempeng tektonik India-Australia-Capricorn, terbelah dengan cepat dengan kecepatan siput - sekitar 0.06 inci (1.7 milimeter) setahun.

Dengan kata lain, dalam satu juta tahun, dua keping lempeng akan berjarak sekitar 1 mil atau 1.7 kilometer lebih jauh dari yang sekarang.

Baca Juga: Jalankan Fase 'New Normal', Ibadah Salat Idulfitri di 41 Kelurahan Berjalan Lancar 

Dilansir Lve Science, Minggu 24 Mei 2020, Wakil Peneliti Studi Aurelie Coudurier-Curveur mengatakan, "Ini bukan struktur yang bergerak cepat, tetapi masih signifikan dibandingkan dengan batas-batas planet lainnya."

Piring terbelah sangat lambat dan sangat jauh di bawah air sehingga para peneliti hampir melewatkan apa yang terjadi.

Namun, dua gempa kuat yang berasal dari tempat yang tidak biasa di Samudra Hindia menunjukkan bahwa beberapa perubahan kerak bumi sedang terjadi.

Gempa bumi ini terjadi pada 11 April 2012 di bawah laut dekat Indonesia.

Baca Juga: 15 Pemudik dari Bekasi Nekat Berdesakkan di Mobil SUV, Polisi Terpaksa Berhentikan 

Para ilmuwan merasa aneh bahwa gempa tidak berasal dari dua lempeng tektonik yang saling bergesekkan tetapi dari tengah lempeng.

Ini bukan kejutan lengkap karena lempeng India-Australia-Capricorn tidak selalu berfungsi sebagai satu kesatuan yang kohesif.

Coudurier-Corveur mengatakan, "Ini seperti puzzle. Ini bukan piring yang seragam."

"Ada tiga lempeng yang kurang lebih diikat bersama dan bergerak ke arah yang sama bersama," ucap Coudurier.

Baca Juga: Vaksin Virus Corona Akan Diujicobakan kepada 10.000 Orang di Inggris 

Sebuah penelitian baru-baru ini mengamati bagian lempeng yang dikenal sebagai Cekungan Wharton karena dari sinilah gempa bumi berasal.

Mereka menggunakan teknik yang mengukur berapa lama gelombang suara memantul dari dasar lautan untuk memetakan lanskap di bawah permukaan.

Ketika mereka melihat kembali data yang mereka perhatikan "pull-aparts" atau "trike-slip faults", yang merupakan area di piring yang dapat menyebabkan gempa bumi ketika mereka meluncur melewati satu sama lain secara horizontal.

Ini bisa divisualisasikan dengan menyatukan kepalan tangan dan menggesernya maju dan mundur.

 Baca Juga: Ucapan Selamat Idulfitri Singkat dalam Bahasa Sunda

Tim menemukan, 62 daerah yang terpisah ini di sepanjang zona fraktur yang dipetakan membentang 217 mil.

Beberapa area ini sangat besar, berukuran panjang hingga lima mil dan lebar 18 mil. Sedangkan yang lain diperkirakan sedalam 120 meter.

Para ilmuwan berpikir celah ini mulai terbentuk sekitar 2.3 juta tahun yang lalu di sepanjang garis yang melewati pusat gempa bumi 2012.

William Hawley, Seismolog yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan, "Sepertinya itu belum menjadi batas lempeng yang sepenuhnya terbentuk."

Baca Juga: Hand Sanitazer Dikabarkan Bisa Terbakar Dalam Mobil yang Panas, Simak Faktanya 

"Tetapi pesan yang dapat dibawa pulang adalah bahwa pesan itu menjadi satu dan mungkin merupakan penyebab dari banyak deformasi yang kita tahu terjadi di sana."

Jika daerah-daerah terpisah ini berubah menjadi penuh dengan fraktur, masih tidak perlu panik karena para peniliti berpikir zona fraktur tidak akan menghasilkan gempa bumi lain selama 20.000 tahun.

Namun, gempa bumi yang kuat ini mungkin mulai tejadi setiap 20.000 tahun ketika fraktur berlanjut.

Diperlukan waktu puluhan juta tahun sebelum perpecahan selesai.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler