Digitalisasi Semakin Berkembang, Waspadai Dampak Negatifnya di Masa Depan

- 13 Agustus 2021, 13:27 WIB
 Ilustrasi dampak negatif digitalisasi.
Ilustrasi dampak negatif digitalisasi. /Pexels/ Markus Spiske

PR BEKASI - Teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih. Hampir semua bidang kini telah digitalisasi dan ikut merubah gaya hidup.

Belanja dan memesan makanan via aplikasi adalah salah satu contoh nyata digitalisasi. Tentu ini sangat mempermudah aktivitas hidup manusia terutama di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang.

Namun, lazimnya aktivitas yang memakai teknologi proses digitalisasi juga membutuhkan sumber tenaga yang tidak sedikit atau boros energi.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Sebut Digitalisasi Jadi Kunci Percepat Pertumbuhan Ekonomi

Sehingga digitalisasi pun tak lepas dari dampak negatif.

Perwakilan dari Yamaguchi University Kazuhiro Fukuyo menuturkan, semua proses digital baik komputerisasi, komunikasi, dan koneksi membutuhkan energi yang mayoritas berasal dari sisa-sisa fosil.

Energi itu sangat terbatas, ditambah adanya banyak limbah akibat dari penggunaan teknologi digital, seperti pemanasan global, perubahan iklim, dan bencana alam lainnya.

Sehingga dia menilai bahwa Digitalisasi dapat menimbulkan permasalahan di masa depan.

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, OJK Genjot Digitalisasi UMKM

"Oleh karena itu, digitalisasi adalah sebuah solusi untuk permasalahan yang terjadi akibat pandemi covid-19, tetapi bisa menjadi permasalahan yang lebih besar di masa depan," kata Fukuyo seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman jabarprov.go.id pada Jumat, 13 Agustus 2021.

Hal itu ia sampaikan dalam "The 6th International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM) 2021" yang diselenggarakan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung, Kamis, 12 Agustus 2021.

Untuk mencegah hal itu terjadi, terdapat tiga cara dalam penggunaan energi secara cerdas.

Ketiga hal itu seperti mengurangi penggunaan energi, menggunakan energi terbarukan dengan memanfaatkan angin dan solar serta menyimpan energi, contohnya penggunaan Lithium Ion Batteries (LiB).

Baca Juga: Digitalisasi Kunci Ekonomi dan Pariwisata Indonesia, Menparekraf Rancang Program JPH dan Indonesia.travel

Saat pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat berubah. Oleh karena itu, Fukuyo mendorong menyesuaikan cara bisnisnya dengan perubahan gaya hidup masyarakat, khususnya pada aspek marketing.

"Bila pasar mengubah gaya hidupnya menjadi serba online, para pelaku bisnis harus bisa menganalisis dan memberikan apa yang pasar inginkan," kata Fukuyo.

Perusahaan-perusahaan teknologi skala besar seperti GAFAM (Google (Alphabet), Apple, Facebook, Amazon, and Microsoft) menjadikan perubahan gaya hidup masyarakat sebagai sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi di masa pandemi ini.

Baca Juga: Ingin Tradisi Berkirim Angpau di Tahun Baru Imlek Lewat Digitalisasi, Begini Pesan Menkes Budi Gunadi

Selain diprediksi menyedot energi yang besar itu digitalisasi juga memiliki beberapa dampak negatif lain.

Berikut beberapa diantaranya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari beberapa sumber yakni dapat menyebarkan data pribadi atau berita hoax palsu dengan cepat.

Data-data yang telah digitalisasi dapat diretas dan disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah