Simak Tips Mengatasi Persaingan Ketat Bisnis Media dengan Berita Online yang Menjamur, Apa Saja?

- 2 Juni 2022, 17:29 WIB
Ilustrasi. Cek tips dalam persaingan bisnis media dengan berita online.
Ilustrasi. Cek tips dalam persaingan bisnis media dengan berita online. /Pexels/Pixabay

PR BEKASI – Bisnis media dengan berita online kini marak, yang memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi.

Dengan teknologi masa kini, masyarakat banyak menggunakan media online dalam mengakses informasi termasuk berita online.

Menurut riset Reuters Institute 2021, mayoritas masyarakat Indonesia memanfaatkan media daring untuk mendapatkan akses berita online dengan televisi di posisi selanjutnya.

Seiring berkembangnya waktu, persaingan bisnis media digital, khususnya berita online semakin ketat.

Baca Juga: Go Internasional, Rio Dewanto Main Film Horor Bareng Aktor Korea Selatan Bae Jin Young

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari dewanpers.or.id tercatat pada tahun 2020, terdaftar 1.647 portal berita online yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Tentunya hal tersebut menunjukan ketatnya persaingan bisnis media dengan berita online.

Lalu bagaimana cara untuk tetap bertahan dalam persaingan tersebut?

Belum lama ini, Agus Sulitriyono selaku CEO dari Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) dan Promedia Teknologi Indonesia mengungkapkan beberapa tips terkait bisnis media berita online.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini, Kamis 2 Juni 2022: FTV Pagi, Garis Cinta hingga BHSI

Diketahui saat ini jumlah mitra PRMN mencapai 220 portal, dan Promedia mencapai 450 portal.

Membahas mengenai persaingan berita online yang semakin pesat, CEO PRMN mengatakan ada hal yang perlu diperhatikan, salah satunya konten yang sesuai dengan kode etik jurnalistik.

CEO PRMN juga mengungkapkan beberapa hal lainnya yang sangat penting untuk diperhatikan agar situs berita online bisa bersaing.

Agus menambahkan bahwa, teknologi web dan infrastrukturnya harus selalu ditingkatkan.

Baca Juga: Dikta Unggah Video Peerpisahan Pamit dari Yovie and Nuno

"Agar pembaca nyaman dan berujung pada pendapatan iklan yang maksimal sehingga bisa bertahan di tengah persaingan yang ketat ini," jelasnya.

“Sejak 2 Desember 2019, Pikiran Rakyat Media Network secara bisnis positif dan terus bertumbuh,” ungkap Agus dalam wawancara langsung via WhatsApp.

Namun, persaingan berita online yang ketat seperti ini, menurutnya, tidak cukup untuk menghilangkan jurnalis gadungan yang kurang kreatif.

Selalu ada cara untuk menarik informasi yang sangat disayangkan keberadaan dan momentumnya.

Baca Juga: Jadwal Tayang One Piece 1020, Sanji Akhirnya Menyerah dan Minta Bantuan ke Robin

Agus mengungkapkan, PRMN memiliki inovasi dan solusi dalam mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan mengadakan Pelatihan Content Creator yang masih berjalan setiap bulannya.

Dalam memberantaskan berita yang kurang berkualitas, apalagi berita hoaks, Agus menambahkan jika dalam Pelatihan Content Creator nantinya penulis di latih untuk memahami kode etik jurnalistik atau pedoman media siber.

Dengan begitu, maka konten media akan terhindar dari berita hoaks.

“Sebelum bekerja, penulis mendapatkan pelatihan full 6 hari, hingga pendampingan praktik kerja selama 3 bulan oleh editor masing-masing pemred,” kata Agus.

Baca Juga: Dikta Unggah Video Peerpisahan Pamit dari Yovie and Nuno

Namun, hal itu tidaklah mudah. Ada banyak banyak kesulitan dan tantangan dalam menghadapi bisnis media digital.

“Karena pengelolaan media di PRMN mengusung konsep ekonomi kolaboratif, tantangannya adalah menemukan mitra yang mindset-nya pebisnis. Banyak yang sudah gabung, tapi mindset-nya seperti pegawai,” ujar Agus.

Di sisi lain, Agus juga menambahkan kesulitan yang harus diterima saat mengubah orang awam menjadi developer dan content creator yang paham membuat naskah berita.

“Banyak penulis atau content creator yang kurang sabar, maunya instan,” ucapnya.

Baca Juga: Tragedi Penembakan Massal Terjadi di Tusla Amerika Serikat, Berikut Kronologinya

"Terlepas dari bagaimana berita beredar dan berkembang di pasar, tentu sulit mencari jurnalis yang paham betul akan rambu-rambu etika jurnalis," katanya.

Persaingan ketat membuat setiap informasi yang sedang viral dan trending, selalu dikaitkan dengan informasi lain yang jatuhnya menjadi sebuah berita hoaks atau clickbait.***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah