UGM Ciptakan GeNose, Hanya Butuh 2 Menit untuk Deteksi Covid-19 Lewat Embusan Napas Pasien

- 27 September 2020, 20:13 WIB
UGM ciptakan GeNose untuk mendeteksi Covid-19 lewat embusan napas manusia.
UGM ciptakan GeNose untuk mendeteksi Covid-19 lewat embusan napas manusia. /UGM/

PR BEKASI - Sampai saat ini untuk memastikan seseorang positif Covid-19 dilakukan dengan  Rapid Test atau PCR. Namun keduanya masih terbilang cukup memakan waktu dan biaya sehingga dikeluhkan oleh banyak orang.

Tentu perlu ada sebuah inovasi yang dapat membantu petugas kesehatan mendeteksi Covid-19 lebih efektif.

Baru-baru ini sebuah inovasi telah dikembangkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni alat pendeteksi virus Corona atau Covid-19 bernama GeNose. 

Baca Juga: Buat Kagum, Paramedis Ini Rela Gendong Mayat di Punggung dan Membawanya ke Pemakaman dengan Motor 

Perangkat yang dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dijuluki sebagai teknologi pengendus Covid-19 yajg mampu mendeteksi virus melalui napas pasien.

Salah satu peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra menerangkan, GeNose memberi hasil yang lebih cepat dan akurat daripada metode rapid test yang digunakan selama ini. 

Menurutnya, tes PCR memang akurat tetapi waktu atau proses pengecekannya relatif lama dan berbiaya mahal.

"Oleh karena itu, kami mengembangkan GeNose yang cepat dan akurat,” ucap dia dalam acara ‘Serah Terima Alat GeNose dari UGM dan Konsorsium kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional’ yang digelar secara daring.

Baca Juga: Berebut Wilayah Sengketa, Militer Armenia dan Azerbaijan Saling Baku Hantam di Nagorno-Karabakh 

GeNose dikembangkan atas kerja sama berbagai disiplin ilmu. Selain Dian, mereka yang terlibat adalah Kuwat Triyana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Ahmad Kusumaatmaja FMIPA UGM, Mohamad Saifudin Hakim FKKMK UGM, dan mitra industri yang berkomitmen dalam melakukan hilirisasi hasil riset dan inovasi kampus.

GeNose bekerja dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas pasien. Napas pasien diambil di indera melalui sensor-sensor, kemudian diolah datanya dengan bantuan AI untuk deteksi dan pengambilan keputusan.

“Awalnya hasil tes bisa keluar dalam waktu tiga menit, sekarang kurang lebih bisa dua menit, bahkan 80 detik,” kata Dian yang juga merupakan dokter spesialis anak.

GeNose menjadi inovasi pertama di Indonesia untuk deteksi Covid-19 yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis real time.

Baca Juga: Mantan Anggota Tim Mawar Masuk Kemenhan, KontraS: Bukti Pemerintah Abai terhadap Isu Pelanggaran HAM 

Alat ini juga disebut mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.

Kuwat, ketua peneliti GeNose, menjelaskan data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan, dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.

Alat ini sudah diuji menggunakan 600 sampel data valid dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.

“Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen,” kata Kuwat sambil menerangkan GeNose selanjutnya memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia.

Baca Juga: Diklaim Ampuh Sembuhkan Pasien Covid-19, Berikut 5 Rekomendasi Obat untuk Lawan Virus Corona 

Keandalan alat, keakurasian data, dan kesahihan metode yang diterapkan, kata Kuwat, diharapkan bisa meningkatkan keyakinan pengguna akhir untuk segera mengadopsi aplikasi GeNose bagi kepentingan masyarakat luas.

“Harapannya, inovasi GeNose dapat dihilirkan dan segera bisa dimanfaatkan untuk membantu penanganan Covid-19 sebelum akhir tahun 2020,” ucapnya.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengapresiasi inovasi kelompok peneliti UGM ini. Menurutnya, semua orang tahu masalah terbesar dari pandemi Covid-19 adalah penyebarannya yang cepat dan tidak terlihat.

"Sehingga dibutuhkan alat pendeteksi yang cepat dan akurat," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x