Unik! Pesawat AlbatrossONE Resmi Meluncur dengan Sayak Mengepak Seperti Burung

- 18 Oktober 2020, 18:35 WIB
Rancangan pesawat AlbatrossOne yang menyerupai sirip/sayap hewan.
Rancangan pesawat AlbatrossOne yang menyerupai sirip/sayap hewan. /Airbuss

PR BEKASI - Produsen pesawat komersial Airbus baru saja melakukan uji coba hasil inovasinya dalam dunia penerbangan, yakni pada sisi sayap.

Inovasinya itu kemudian diimplementasikan pada pesawat AlbatrossOne.

Seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Simple Flaying, AlbatrossONE  menggunakan 'ujung sayap mengepak' untuk meningkatkan efisiensi, telah mencapai tahap sejarah yang baru.

Tim peneliti telah mencapai bukti konsep melalui demonstrasi 'gate to gate', memberikan hasil yang positif sehingga ide tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi teknologi seutuhnya.

Baca Juga: Waspada! Pekan Depan Curah Hujan Meninggi Akibat La Nina, BMKG Prediksi Wilayah Ini Akan Terdampak

AlbatrossONE Mencapai Tonggak Sejarah Baru

Hampir satu setengah tahun yang lalu ketika Airbus meluncurkan konsep 'sayap mengepak'.

Pesawat tersebut didesain untuk meniru kualitas aerodinamis burung, yakni desain sayap AlbatrossONE akan memiliki ujung sayap semi-elastis yang memungkinkan sayap untuk melenturkan saat terbang.

Pada tahun 2019, Airbus mendemonstrasikan konsep tersebut pada versi miniatur salah satu pesawatnya.

Sejak itu perkembangan sempat terhenti hingga sekarang. Pekan ini, Airbus mengungkapkan bahwa proyek AlbatrossONE telah mencapai tonggak sejarah baru.

Baca Juga: Jalin Hubungan Sembunyi-sembunyi, Mieke Amalia: Gak Apa-apalah, Udah Kepalang Tanggung

Pembuat pesawat menyatakan telah mencapai demonstrasi 'gate to gate' menggunakan ujung sayap yang 75% lebih panjang daripada yang diuji pada model sebelumnya.

Hasilnya percobaan itu sukses. Meskipun masih ada beberapa lagi percobaan yang harus ditempuh sebelum menjadi inovasi ini dapat diaplikasikan.

Bukti keberhasilan ini adalah tonggak penting dalam perjalanan untuk mendewasakan teknologi.

Baca Juga: Permintaannya Soal UU Cipta Kerja Ditolak Mentah-mentah Jokowi, MUI Siapkan Strategi Lain

Apa Kerennya Sayap yang Mengepak?

Desain pesawat telah lama terinspirasi oleh alam, dari rasio aspek dasar mesin terbang hingga peningkatan efisiensi winglet.

Strategi ini, yang dikenal sebagai biomimikri, telah menghasilkan banyak proyek menarik dalam inovasi kedirgantaraan, termasuk konsep Fello'fly terbaru dari Airbus dan pengembangan penutup badan pesawat seperti kulit hiu untuk pesawat terbang.

Semi-elastis atau sayap 'mengepak' meniru ujung sayap albatros. Burung itu memiliki kemampuan untuk membuka pundaknya untuk menavigasi kecepatan angin, membiarkannya melakukan perjalanan jauh dan memotong turbulensi.

Baca Juga: Pelaku Usaha dalam Posisi Bertahan, Kadin Optimis Ekonomi Indonesia Akan Membaik Tahun 2021

Chief Engineer AlbatrossONE James Kirk menjelaskan bagaimana hal ini akan berjalan saat melakukan penerbangan.

“Ujung sayap berengsel semi-aeroelastik memungkinkan pesawat untuk berselancar, melalui embusan angin tanpa mentransfer beban tekukan (yaitu beban eksternal yang menghasilkan tekanan pada tekukan di dalam tubuh ) ke sayap utama,” kata Krirk.

“Ini berarti kita membutuhkan sedikit bahan (dalam proses produksi) seperti polimer serat karbon yang diperkuat untuk membuat sayap cukup kuat untuk menahan beban embusan udara sehingga mengurangi berat pesawat," sambungnya.

"Selain itu, panjang ujung sayap dapat diperpanjang tanpa menambah bobot sayap karena beban ekstra dari ujung sayap yang lebih panjang tidak diteruskan ke sayap utama,”ucap Krirk.

Baca Juga: Disinyalir Ada Praktik Joki Kartu Prakerja, Anggota DPR Minta Pemerintah Lakukan Evaluasi Tuntas

Airbus percaya bahwa modifikasi ini berpotensi mengurangi penggunaan bahan bakar dan tentunya mengurangi emisi CO2 dalam jumlah yang signifikan.

Ini juga akan memungkinkan pesawat memiliki bentangan sayap yang jauh lebih besar, seperti yang dijelaskan oleh Pimpinan Proyek Engsel Semi-Aeroelastik Airbus Tom Wilson.

“Tarikan yang diinduksi oleh lift menyumbang sekitar 40% dari hambatan pesawat besar. Tapi angka ini turun seiring bertambahnya lebar sayap. Rentang ujung sayap berengsel semi-aeroelastik berpotensi bisa ditingkatkan melebihi 50 meter tanpa menambah berat sayap,” ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Simple Flying


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x