Nasihat Nabi Isa untuk Belajar dari Burung dan Sapi Agar Tidak Mengeluhkan Rezeki

26 April 2020, 19:54 WIB
ILUSTRASI seseorang sedang berdoa.* /

PIKIRAN RAKYAT - Dalam Kitab al-Imta wa al-Mu’anasah, Imam Abu Hayyan al-Tauhidi (w. 414 H) mencatat perkataan Nabi Isa ‘alaihissalam tentang pentingnya melihat pelajaran dalam mencari rezeki.

Tidak sedikit orang yang mengeluh kekurangan rezeki dan nikmat. Sebagian bersedih, sebagian lagi marah, terlebih di tengah pandemi Virus Corona ini.

Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, tidak bisa ke luar rumah, hingga tidak bisa bertemu dengan keluarga.

Baca Juga: Kisah Penjahit Disabilitas Kebanjiran Pesanan Masker di Tengah Pandemi Virus Corona

Perasaan kurang memang hampir selalu diekspresikan dengan kesedihan, keluhan, prasangka buruk dan amarah.

Mungkin karena manusia lebih sering merasa disalahi daripada disayangi; dikorbankan daripada diperjuangkan, sehingga ia mudah marah, menyalahkan, mengeluh dan bersedih ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.

Perasaan seperti itu memang wajar terjadi di setiap manusia, karena perasaan manusia memang lebih kuat ketika berposisi sebagai objek (penderita).

Baca Juga: Mengenal Cabin Fever Penyebab Sedih Saat PSBB, Berikut Ini Cara Mengatasinya

Dikutip dari NU Online oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, oleh karena itu Nabi Isa ‘alaihissalam menyuruh anak cucu Adam untuk mengambil pelajaran, terutama soal rezeki.

Ia berkata (terjemah bebas): “Lihatlah burung yang terbang di atas langit, ia bisa makan tanpa harus menanam dan memanen, karena Allah lah yang memberi mereka makan”.

Burung yang tidak difasilitasi kemampuan bercocok tanam, dapat memenuhi kebutuhannya.

Baca Juga: Kajian Ramadhan: Kisah Shalih al-Mursi Mimpi Bertemu Ahli Kubur Lusuh yang Tak Didoakan

Lalu kenapa manusia yang diberikan banyak perangkat kemampuan, terus mengeluhkan rezekinya.

Meskipun mengeluh itu wajar dan tidak haram. Setiap manusia berhak mengadukan keluhannya kepada Tuhan. Karena itu Tuhan memberikan hak berdoa kepada manusia.

Jadi, nasihat Nabi Isa di atas bukan soal boleh-tidaknya mengeluh, tapi lebih kepada bagaimana agar manusia bisa berkembang secara spiritual dan mental.

Baca Juga: Meme Dancing Coffin Pallbearer Kini Dibuat Versi Miniaturnya Oleh Perusahaan Hong Kong

Artinya, nasihat di atas bertujuan mendidik jiwa manusia agar tidak rapuh dan mudah berputus asa, apalagi jika keputus-asaan itu dicarikan alasan logisnya.

Seperti dalam kitab tersebut (terjemah bebas): “Burung memiliki sayap, sedangkan kami tidak.”

Kemudian Nabi Isa mengubah objek i’tibârnya ke keledai dan sapi liar yang tetap gemuk, gempal dan banyak makannya tanpa bercocok tanam.

Baca Juga: Saham BUMN Dinilai Lebih Sulit Pulih dari Dampak Pandemi Virus Corona

Dengan mengatakan itu, Nabi Isa sedang mengajari kita bahwa ada pelajaran dalam segala sesuatu. Jika cara pandang kita baik, pikiran kita jernih, dan iman kita kuat, kita akan menemukan bermacam-macam pelajaran dari setiap peristiwa hidup.

Karena itu, Nabi Isa menyuruh kita untuk mengambil pelajaran dari burung, sapi dan keledai liar, agar kita bisa terus mendidik diri kita sendiri, terutama dalam cara pandang kita tentang rezeki.

Perasaan kekurangan rezeki inilah yang paling sering memantik kekufuran, kemarahan dan keputus-asaan manusia.

Baca Juga: Cek Fakta: Najwa Shihab Terima Kucuran Dana dari Tommy Soeharto, Simak Faktanya

Padahal, jika kita melihatnya lebih jauh, Allah selalu memberikan rezeki-Nya kepada kita, hanya saja kita tidak menyadarinya.

Segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah rezeki-Nya, dari mulai udara yang kita hirup, tanah yang kita pijak, langit yang kita pandang, tangan yang kita gerakan, mata yang kita gunakan, sampai matahari yang kita rasakan. Itu semua adalah rezeki-Nya, tapi kita sering lupa menganggap semua itu sebagai rezeki-Nya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler