Pada masa-masa itu, interaksi orangtua dengan buah hati sangat dekat dan ibu maupun ayah bisa mengamati tubuh anak secara seksama bilamana ada sesuatu yang abnormal.
Ketika anak akan disunat, minta dokter yang terlibat untuk memeriksa anak untuk memastikan tidak ada kelainan.
"Kelainan genital pada anak merupakan sesuatu yang mudah dilihat, diraba, dan diobservasi dengan kedua mata. Orangtua mempunyai peran penting untuk ikut mengenali kelainan
genitalia anaknya, khususnya di awal 2 tahun pertama kehidupan saat mereka membantu memandikan, mengganti popok hingga mengajari toilet training," tuturnya.
Meskipun kasus seperti itu lebih banyak terjadi pada anak laki- laki, tidak tertutup kemungkinan anak perempuan pun bisa mengalaminya. Jika ada kecurigaan, dia menyarankan untuk segera periksakan ke dokter agar mendapat tindakan segera dan tepat.
"Jangan sampai telat sehingga berakibat anak mulai mengalami kebingungan akan identitas gendernya ataupun mengalami gangguan psikologis," katanya.
Baca Juga: 319 Sekolah di Kota Bandung Siap Lakukan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka secara Terbatas
Diagnosis dini penting karena dengan demikian penanganan pun bisa semakin cepat dan berdampak lebih positif terhadap pasien.
Kelainan hipospadia, misalnya, di mana letak lubang saluran kemih bukan di ujung penis tetapi bagian bawah batang penis, idealnya terdeteksi dan ditangani saat anak berusia 6-24 bulan.
Proses penyembuhan lebih cepat, selain itu operasi tidak seberat saat dewasa ketika jaringan lebih kaku dan keras.