Pasalnya, terkesan menciptakan narasi bahwa orang-orang dengan gangguan mental itu keren dan meremehkan dampak yang dirasakan oleh orang-orang tersebut.
Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia: Kenali 4 Tanda Seseorang Menderita Gangguan Kecemasan
Karena inilah, psikolog-psikolog di seluruh dunia menggaungkan bahaya dari romantisasi gangguan mental dan self-diagnosis atau diagnosis yang dilakukan oleh diri sendiri dengan alat tes yang tidak reliabel dan valid.
Alasannya adalah selain memperparah stigma masyarakat terhadap orang-orang dengan gangguan mental.
Baca Juga: Survei: Anak Perempuan Cenderung Sering Cemas dan Tidak Bahagia dengan Kesehatan Mental Mereka
Tren romantisasi ini seakan-akan menginjak-injak penderitaan orang dengan gangguan mental dan tidak mengakui bahwa gangguan mental itu ada dan benar-benar memiliki dampak buruk yang besar dalam kehidupan penderita.
Mari mengedukasi diri kita tentang gangguan mental dan dampaknya dan lepaskan semua stigma tidak adil yang kita miliki terhadap penderita gangguan mental.***