Apa Itu Gangguan Mental dan Stigma yang Melekat pada Penderitanya

- 12 Oktober 2021, 16:25 WIB
Mental Health Day: Pengenalan apa itu gangguan mental dan stigma-stigma yang melekat pada penderitanya.
Mental Health Day: Pengenalan apa itu gangguan mental dan stigma-stigma yang melekat pada penderitanya. /Pexels

PR BEKASI - Gangguan mental adalah gangguan yang menyerang fungsi psikologis dan kognitif seseorang sehingga individu yang mengalaminya tidak dapat berfungsi dengan baik.

Seseorang dengan gangguan mental mengalami kesulitan dalam berfungsi dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan sosial, akademik, karir, dan keluarganya.

Para penderita gangguan mental setiap hari berusaha mengatasi gangguan yang terus menyerangnya supaya mereka dapat hidup dengan normal.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 13 Agustus 2021: Alami Gangguan Mental, Mama Sarah Paksa Nino Tak Jadi Ceraikan Elsa

Perawatan yang biasanya diterima oleh mereka dapat berupa psikoterapi, Cognitive Behavioral Therapy atau yang dikenal juga sebagai CBT.

Selain itu, pemberian obat-obatan yang dapat mengatur dan memperbaiki keseimbangan kimiawi dalam otak mereka.

Seseorang hanya dapat dikatakan mengalami gangguan mental setelah mendapatkan diagnosa dari tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.

Baca Juga: Olla Ramlan Akui Punya Gangguan Mental, Melaney Ricardo: Waw, Lu Sampe ke Psikiater Mih?

Hal ini bertujuan agar orang tersebut dapat dipastikan memiliki gangguan mental dan bisa mendapatkan bentuk perawatan yang sesuai dengan kondisi diri mereka.

Namun yang sangat disayangkan bahwa masyarakat masih memiliki stigma atau pandangan negatif terhadap gangguan mental.

Stigma-stigma tersebut meliputi pernyataan-pernyataan bahwa orang dengan gangguan mental “kurang iman”, dirasuki makhluk halus, hanya mencari perhatian.

Baca Juga: Berawal dari Temannya yang Idap Gangguan Mental, Pelajar di Bandung Ciptakan Aplikasi Anti Depresi

Selain itu, sekedar mengikuti tren yang meromantisasi gangguan mental, hanya berpura-pura, dan pandangan-pandangan lainnya yang kurang mengenakkan.

Beberapa orang dalam masyarakat kita mengamini bahwa gangguan mental disebabkan oleh kurangnya iman seseorang kepada agamanya sehingga ia mudah dihinggapi makhluk halus.

Namun faktanya, orang-orang religius yang dapat dikatakan memiliki iman yang kuat dan rajin mendekatkan diri kepada-Nya pun tidak terhindar dari gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan lainnya.

Baca Juga: Sudah Siap Mental Hadapi Kasus Penipuan CPNS, Anak Nia Daniaty Akhirnya Penuhi Panggilan Polisi

Ada juga beberapa orang yang menganggap bahwa orang yang “mengaku” memiliki gangguan mental hanya mencari perhatian di media sosial untuk mendapatkan ketenaran.

Memang benar ada beberapa oknum tidak bertanggung jawab seperti itu yang mengaku memiliki gangguan mental demi mencari ketenaran.

Namun, jika hal tersebut disikapi dengan negatif dan skeptisme yang berlebihan.

Baca Juga: Ade Londok Tagih Janji Umrah ke Raffi Ahmad, Netizen: Mental Ngemis, Bikin Karya dong

Maka tidak bisa dipungkiri bahwa orang lain yang benar-benar memiliki gangguan mental akan takut mengungkapkannya dan meminta pertolongan yang mereka butuhkan.

Romantisasi gangguan mental yang marak terjadi di media sosial juga sangat memprihatinkan.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x