PR BEKASI – Beredar pesan berantai WhatsApp yang mengklaim seputar deteksi Covid-19 dan aktivitas tahan napas 10 detik.
Kabar dari WhatsApp itu menyebut bahwa dengan napas 10 detik, kita bisa mendeteksi apakah kita terkena Covid-19 atau tidak.
Tak hanya itu, klaim deteksi Covid-19 tersebut juga menyebut soal tahan napas yang lebih lama yakni 30 detik.
Disebutkan juga tentang teknik napasnya dalam pesan berantai WhatsApp tersebut yang mencatut nama Dr. Berlian Siagian.
Baca Juga: Gisel Tegur Gempi karena Bicara Pakai Nada Tinggi, Gading Marten: Dia Itu Kamu Banget
“AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS
“Oleh : DR. Berlian Siagian.
“Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 – 28 hari setelah infeksi.
“Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan.
Baca Juga: Gudang Penimbunan Minyak Goreng Ditemukan Polisi, Total hingga Jutaan Kilogram
“Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain ! ... “
Demikian potongan pesan berantai tersebut. Pesan berantai WhatsApp ini juga menyebar ke media sosial Facebook.
Benarkah kabar tersebut?
Dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman Turn Back Hoax, kabar ini adalah hoaks, kategorinya ialah konten yang menyesatkan.
Baca Juga: One Piece 1041, Alasan Angkatan Laut Tak Berani Rayleigh Terungkap, Roger Menjamin Nyawanya
Berdasarkan penelusuran, kabar hoaks ini telah beredar sejak 2020 lalu saat awal-awal Covid-19 menyebar ke Indonesia.
Hal ini telah dibantah Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih, dan pihak Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Terkait nama Dr. Berlian Siagian, ternyata ia bukan merupakan dokter, melainkan dosen tidak tetap di Universitas Pelita Harapan (UPH), Jakarta.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim yang menyebut deteksi Covid-19 bisa dengan menahan napas 10 detik adalah hoaks.
Kategori hoaks tersebut adalah konten yang menyesatkan.***