Cek Fakta: Tersiar Kabar Hacker Masuk ke WhatsApp untuk Pasang Video Pornografi, Simak Faktanya

13 Mei 2020, 10:25 WIB
ILUSTRASI hacker.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Tersiar kabar bahwa peretas atau hacker sudah masuk ke aplikasi berbalas pesan WhatsApp untuk memasang video pornografi.

Namun setelah ditelusuri, ternyata informasi tentang peretasan aplikasi WhatsApp tersebut adalah hoaks.

Hasil pantauan Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs MAFINDO - Turn Back Hoax, akun pembasmi informasi hoaks ini memberikan penjelasan dan fakta-fakta terkait informasi di atas.

Awalnya, informasi hacker berhasil masuk ke WhatsApp untuk memasang video pornografi tersebut berasal dari pesan berantai yang tersebar di WhatsApp Group (WAG).

Baca Juga: Saingi Zoom, WhatsApp Beri Kejutan dalam Waktu Dekat Adanya Fitur Video Call 50 Orang Sekaligus 

Dalam narasi disebutkan juga bahwa hacker melakukan permintaan dana dengan mencatut nama orang terdekat.

Faktanya, diketahui bahwa narasi tersebut merupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK) yang sudah dimodifikasi narasinya.

Isu peretasan dengan menempatkan video seks atau pornografi sudah pernah diperiksa faktanya dengan judul [HOAX] “Metro TV Baru Saja Mengeluarkan Berita Bahwa Hacker Sudah Mulai Masuk Facebook, BBM, dan WA” yang tayang pada 6 Januari 2018 di turnbackhoax.id.

Narasi yang diperiksa kala itu mengklaim bahwa informasi berasal dari Metro TV. Sedangkan, pada narasi kali ini diklaim berasal dari Tv One.

Baca Juga: Tak Hanya di Bandung, Kasus Daging Babi Akan Ditelusuri di Solo 

Lalu, diketahui pula bahwa isu hacker meretas tersebut awalnya disebutkan para hacker masuk ke Facebook dan sudah diperiksa faktanya oleh Snopes.com dengan judul “New Hackers on Facebook” yang tayang pada 13 Mei 2012.

Berdasarkan hasil penelusuran dan fakta-fakta di atas, dapat dipastikan bahwa informasi yang disebutkan di atas adalah hoaks.

Beberapa hari kebelakang, memang masalah peretasan data ini menjadi sorotan usai data milik 15 juta pengguna Tokopedia diduga bocor di dunia maya.

Bahkan, kabar terbaru menyebut data 91 juta pengguna dan lebih dari tujuh juta merchant Tokopedia dijual di situs gelap (dark web).

Data tersebut dijual dengan harga 5.000 dollar AS (sekitar Rp 74 juta).***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler