PIKIRAN RAKYAT - Tersiar kabar yang menyebutkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa vegetarian kebal terhadap virus corona atau Covid-19.
Namun setelah ditelusuri, informasi mengenai bahwa orang-orang yang hanya memakan sayuran dan buah-buahan tidak terkena virus corona adalah informasi yang menyesatkan.
Hasil pantauan Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs MAFINDO, pada Senin, 18 Mei 2020, memberikan penjelasan mengenai informasi yang menyebut WHO menyatakan vegetarian kebal dari virus corona.
Faktanya, klaim tersebut tidak benar. Lalu, diketahui pula bahwa isu tersebut tersebar di India dan sudah dibantah oleh representatif WHO di India.
Baca Juga: Viral Video Diduga UFO Mendarat di Puncak Gunung Mount Hood AS
Supriya Bezbaruah, Representatif WHO di India, membantah bahwa Organisasi Kesehatan Dunia tersebut mengeluarkan pernyataan tersebut,“WHO tidak mengeluarkan pernyataan itu,” ujarnya.
Kemudian, Dr. R.V. Asokan, Sekretaris Jenderal Indian Medical Association juga membantah bahwa vegetarian aman dari Covid-19.
“Sama sekali tidak benar klaim-klaim itu. Tidak ada bukti medis bahwa makanan non-vegetarian berhubungan dengan kematian yang disebabkan oleh Covid-19,” tuturnya.
Direktur All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Dr Randeep Guleria mengatakan infeksi Covid-19 menyebar terutama dari orang ke orang dan konsumsi makanan atau telur dan makanan non-vegetarian bukan penyebabnya.
Baca Juga: Tingkat Polusi di Tiongkok Kembali Meningkat Pascalockdown Dicabut
“Untuk melindungi diri Anda, seperti ketika mengunjungi pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan.
"Pastikan praktik keamanan pangan yang baik setiap saat. Tangani daging, susu, atau organ hewan mentah dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi makanan mentah dan menghindari konsumsi produk hewani mentah atau kurang matang,” ujarnya.
Setelah melakukan penelusuran selanjutnya, diketahui bahwa isu vegetarian aman dari virus corona lantaran kesalahpamahan konteks pernyataan dari Gauden Galea, Representatif WHO di Tiongkok dalam sebuah wawancaranya pada media.
Galea sudah memberikan klarifikasi atas konteks pernyataannya yang salah dipahami tersebut.***