Network
PR BEKASI – Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan bahwa pasca seseorang telah menerima vaksin Covid-19 tidak boleh makan tape singkong.
Narasi tersebut beredar luas melalui pesan berantai di WhatsApp Grup (WAG) belum lama ini.
Dalam pesan yang beredar itu disebutkan selama lima bulan setelah vaksin Covid-19 dilarang minum alkohol, termasuk tape.
Namun setelah dilakukan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jabar Saber Hoaks, Jumat, 26 Maret 2021, klaim bahwa pasca seseorang telah menerima vaksin Covid-19 tidak boleh makan tape singkong adalah klaim keliru atau hoaks.
Baca Juga: Vidya Rafika, Atlet Tembak Putri Indonesia Asal Bekasi Raih Medali di Kancah Dunia
Adapun narasi dalam pesan yang beredar itu sebagai berikut:
"Info setelah vaksin Covid-19 2021 buat yang skutan vaksin. Gak boleh makan tape singkong.
Oh iya, selama 5 bulan tak boleh minum yang mengandung alkohol termasuk tape. Ini sangat penting. Karena fungsi vaksin akan hilang total jikalau kita konsumsi alkohol.
Kabarin ke orang tua tersayang, kerabat tercinta.. Thanks"
Faktanya berdasarkan penjelasan dr. RA Adaninggar, SP. PD bahwa alkohol memang bisa mengganggu kerja sistem imun dan peningkatan risiko infeksi.
Akan tetapi, lanjutnya, alkohol yang dimaksud bukan dari tape singkong secara khusus.
Ia juga mengingatkan bahwa konsumsi alkohol sebaiknya dihindari untuk kesehatan.
Baca Juga: Duga Pelaku Teror Bom di Kediamannya, Ahmad Yani: Mungkin Kalau Orang Sepaham yang Dikirimnya Kue
Ia menyebutkan bahwa belum ada bukti ilmiah konsumsi alkohol setelah vaksin akan menurunkan kemampuan pembentukan antibodi dari vaksin.
Konsumsi alkohol bukanlah pola hidup sehat, sehingga sebaiknya menghindari atau mengikuti dosis aman yang diperbolehkan.
Sementara itu Ahli Gizi KONI DKI Jakarta sekaligus APKI Approved Educator, Irtya Qiyamulail menyebutkan bahwa kandungan alkohol pada tape juga sulit dinilai.
Dengan penjelasan tersebut, klaim bahwa pasca seseorang telah menerima vaksin Covid-19 tidak boleh makan tape singkong adalah hoaks dan dapat dikategorikan misleading content.
Misleading content adalah penggunaan informasi sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu.***
