"Ini sungguh melanggar pseudosains, makalah ini hanya mengambil beberapa contoh tanpa menghadirkan bukti yang kuat dan membuat skenario-skenario bodoh," ucap Robertson.
Untuk diketahui, pada April 2020, Li-Meng Yan melarikan diri ke Amerika Serikat. Yan mengklaim bahwa nyawanya terancam karena mengetahui rahasia yang mengungkapkan virus tersebut merupakan hasil buatan laboratorium.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: SCMP