Dampak Virus Corona, Rupiah Tembus Rp 16.500 per Dolar AS Senin Pagi Berpotensi Lewati Level Terburuk 1998

23 Maret 2020, 11:20 WIB
ILUSTRASI uang rupiah dan uang dolar AS.* /Foto Istimewa PR

PIKIRAN RAKYAT - Di tengah pandemi virus corona, rupiah kembali melemah sebesar 3,7 persen dari nominal sebelumnya.

Senin 23 Maret 2020, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan tertekan lagi bahkan hingga menembus level Rp 16.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

Tercatat sejak pukul 9.53 WIB, rupiah bergerak melemah 590 poin atau 3,7 persen menjadi Rp 16.550 per dolar AS dari nominal sebelumnya Rp 15.960 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investiondo Futures, Ariston mengatakan bahwa ada kemungkinan lanjutan rupiah melemah lagi seharian ini.

Baca Juga: Terbukti Teruji Klinis, Kominfo Cabut Label Disinformasi Terhadap Chloroquine untuk Sembuhkan Pasien Virus Corona 

"Rupiah kemungkinan bisa tertekan lagi hari ini mengikuti sentimen negatif yang membayangi pergerakan aset berisiko pagi ini, seperti indeks saham futures AS, indeks saham Australia, Nikkei (Jepanng), dan Kospi (Korea Selatan) yang bergerak negatif serta sebagian mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS," tutur Aristion sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara.

Ariston menuturkan bahwa penyebab terciptanya sentimen negatif yang melemahkan rupiah adalah adanya kekhawatiran terhadap peningkatan penyebaran wabah virus corona atau COVID-19.

Selain itu, stimulus pemerintah Amerika Serikat (AS) senilai 1,3 hingga 2 triliun dolar AS yang belum mencapai kata sepakat dengan senat AS juga menjadi alasan utama.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Rumah Sakit Darurat Virus Corona di Wisma Atlet Kemayoran 

Hingga kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus melaporkan peningkatan kasus penularan wabah virus corona atau COVID-19 yang telah dinobatkan sebagai pandemi di dunia ini, dengan total kasus positif lebih dari 300.000 orang.

Indonesia sendiri pada 22 Maret 2020 telah mengonfirmasi total 514 kasus positif virus corona atau COVID-19, dengan jumlah kematian 48 orang, dan pasien sembuh 29 orang.

Di lain pihak, pelaku pasar masih menunggu kesepakatan kesepakatan stimulus Pemerintah Amerika Serikat (AS) nanti malam.

Seandainya Pemerintah AS menempuh kesepakatan, hal tersebut dapat membantu memberikan sentimen positif ke pasar keuangan sebab adanya stimulus yang besar.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Trans Patriot Resmi Tidak Beroperasi Sementara Mulai Hari Ini

"Pergerakan USD-IDR hari ini masih berpotensi untuk naik mendekati level tertinggi Juni 1998 di Rp 16.850 dengan potensi support di kisaran Rp 15.900," tutur Ariston.

Melemahnya rupiah juga tercatat di angka Rp 16.608 berdasarkan laporan Bank Indonesia dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JIDSOR).***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler