Sri Mulyani Curhat Lagi, Rocky Gerung: Cuma Ngeluh, Harusnya Bilang ke Jokowi 'Kita Akan Tenggelam'

- 9 Januari 2021, 12:49 WIB
Rocky Gerung (kiri) yang mengomentari ucapan Sri Mulyani (kanan) terbaru soal PSBB Jawa Bali.
Rocky Gerung (kiri) yang mengomentari ucapan Sri Mulyani (kanan) terbaru soal PSBB Jawa Bali. /Kolase foto dari Instagram smindrawati dan YouTube Najwa Shihab

PR BEKASI - Usai curhat ke IMF (International Monetary Fund) soal menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang korupsi, kini Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyinggung PSBB Jawa Bali.

Ia menyebut hal tersebut harus dilakukan walaupun jika tidak dilakukan pun perekonomian Indonesia juga tetap memburuk.

"Pasti ada dampaknya terhadap perekonomian. Namun kalau itu tidak dilakukan dan malah getting worse, perekonomian juga akan buruk. Jadi pilihannya tidak banyak," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Rabu, 6 Januari 2021.

Baca Juga: Yakin Harun Masiku Sudah Meninggal Dunia, Boyamin Saiman: Kemungkinan Besar Dia Dibunuh

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung menyayangkan sikap Sri Mulyani yang seharusnya bisa tegas soal kebijakan yang berkaitan dengan keuangan negara sejak Indonesia dihantam oleh pandemi Covid-19 pertama kali.

"Jadi pikiran Sri Mulyani itu yang harusnya dia katakan sejak tujuh bulan lalu," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube resminya, Sabtu, 9 Januari 2021.

Menurutnya, jika Menkeu bisa tegas sejak awal. mungkin hingga saat ini hanya 10 persen dari APBN yang mengalami defisit.

"Sekarang setelah akumulasi segitu banyak, keputusasaan Sri Mulyani tertuju pada bolongnya anggaran yang bakal digelontorkan saat lockdown Jawa Bali mendatang," tuturnya.

Baca Juga: Sebut Ada Polarisasi Politik Bermula dari Pilkada 2017, SBY: Ini Membahayakan Masa Depan Bangsa Kita

Namun Rocky Gerung mengaku kurang setuju jika Sri Mulyani menganggap APBN jebol karena keperluan Covid-19, menurutnya hanya sebagian kecil yang masuk ke sana, karena sebagian besarnya dipakai untuk relaksasi ekonomi dan sejenisnya.

"Jadi di situ gak adilnya tuh, kata Covid dipakai seolah-olah untuk kesehatan, padahal itu (APBN) digunakan untuk menyehatkan ekonomi korporasi yang memang sudah buruk bahkan sebelum Covid dan sebagian lagi dicolong oleh kader partai PDIP itu yang jadi Mensos," tuturnya.

Dalam keputusasaan yang melanda sektor keuangan Indonesia saat ini, ia menyebut Sri Mulyani seharusnya mengerti konsekuensi dari kebijakan buruk selama tujuh bulan terakhir ini.

Namun nyatanya, ucap Rocky Gerung, justru Menkeu terbaik itu malah curhat soal masalah yang dihadapi negara ketimbang melakukan tindakan yang realistis.

Baca Juga: Masukkan PMKS Bekerja di Anak Usaha BUMN, Risma: Semoga Jadi Penyemangat Bagi Para Pemulung Lain

"Tapi bahayanya kenapa Sri Mulyani cuman ngeluh-ngeluh aja tuh kan, kan mestinya ada tindakan drastis, mengancam kek gitu, supaya bagian ini dibatalin," ucapnya.

"Mestinya Sri Mulyani udah kirim note, pak Presiden tolong tarik ucapan Anda soal infrastruktur pada 2021 yang masih akan dilanjutkan supaya saya bisa berhemat anggaran, karena Anda ingin supaya lockdown, berarti ada konsekuensi untuk membiayai kebutuhan dasar selama lockdown," sambungnya.

Jika Sri Mulyani hanya mengeluh saja, ia menilai hal tersebut tidak ada bedanya dengan Mensos Tri Rismaharini.

"Kan begituan yang mesti publik tunggu tuh, kalo enggak ya Sri Mulyani drama-drama juga kayak bu Risma juga sebenarnya, drama ngoceh doang," tuturnya.

Baca Juga: Masukkan PMKS Bekerja di Anak Usaha BUMN, Risma: Semoga Jadi Penyemangat Bagi Para Pemulung Lain

Selain itu, Rocky Gerung juga memberikan alternatif jika hanya ingin mengeluh, lebih baik Sri Mulyani mundur dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan RI.

"Publik itu mau ngasih dukungan dari tujuh bulan lalu kalau Sri Mulyani mengatakan saya resign karena saya gak sanggup lagi untuk membiayai ambisi dari kekuasaan," ucapnya.

Padahal menurutnya, gejala ketidaksukaan Sri Mulyani terhadap kebijakan pemerintah sudah terlihat dimulai saat dirinya curhat soal Indonesia di depan Bank Dunia pada awal tahun 2020.

"Mulai dari dia curhat di depan World Bank bahwa dia bingung bagaimana caranya menyediakan Rp10 triliun untuk Kartu Prakerja usulan presiden, dia hitung itu gak masuk akal, lalu dia curhat di depan IMF, soal uang yang dikorupsi, dan seterusnya," tuturnya.

Baca Juga: Permintaan Pasar Bikin Kewalahan, Bisnis Benih Jahe Merah Sangat Menggiurkan saat Pandemi Covid-19

"Jadi kalau curhatnya berkali-kali yaudah berhenti aja sebagai menteri, kan itu agak norak ya, ngapain curhat-curhat, solusinya gampang berhenti," sambungnya.

Dirinya menyarankan Menkeu berhenti bukan karena tidak mampu, melainkan seharusnya Sri Mulyani bisa tegas sejak awal tidak mengizinkan kebijakan-kebijakan pemerintah tercampur dengan kepentingan bisnis dan politik.

"Anda seharusnya tidak mengizinkan kebijakan itu dipermainkan secara bisnis dan politik, itu adalah serve buat publik, bukan untuk bisnis dan politik," ucapnya.

"Kalau gak yaudah akhirnya tenggelam lagi sebagai tokoh yang buruk prestasinya dan akan diingat oleh sejarah bahwa ada menteri yang kerjaannya hanya mengeluh-mengeluh tapi tidak mau mengambil risiko dari jabatannya sebagai menteri," tambahnya.

Baca Juga: Akun Donald Trump Ditutup, Ustaz Fahmi Salim: Di Negara Lain Akun Rakyat yang Kritis Malah Ditutup

Rocky Gerung pun menyarankan sebaiknya langsung saja tegas sampaikan kepada Jokowi terkait hal tersebut.

"Bilang saja pada Jokowi bahwa kita akan tenggelam, bahwa betul-betul kita akan terperosok ke gorong-gorong," tutupnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Youtube Rocky Gerung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x